GENERASIINDONESIA.COM | Dengan memanfaatkan teknologi
videoconference, Rama-Shinta yang merupakan Frontliner Sari Husada di
seluruh Indonesia mendapat manfaat efisiensi dapat bertatap muka tanpa
membuang banyak waktu dan biaya. Meski tidak dalam pertemuan fisik,
mereka bertemu dalam satu waktu di tiga kota berbeda, dengan jumlah
peserta mencapai ribuan.
"Seneng banget dengan acara ini, selain jadi lebih banyak tahu tentang
bagaimana menjadi seorang Frontliner yang baik, juga mendapatkan
motivasi untuk menjadi lebih bersemangat lagi. Dan kita dari berbagai
daerah juga bisa berkomunikasi meski tidak ketemu langsung," demikian
Mallika, Shinta (julukan bagi Frontliner perempuan) Sari Husada asal
Jakarta yang kesehariannya bertugas di Hari Hari Pasar Swalayan Roxy.
Kesan Mallika juga dialami Frontliner lainnya, nampak dari ekspresi para Rama (Frontliner pria) selama mengikuti acara Videoconference yang mempertemukan Rama-Shinta se-Indonesia, dan diadakan secara serentak di 3 kota berbeda: Medan, Jakarta dan Surabaya pada hari Selasa (20/3/2012) pekan ini.
Melalui Videoconference ini, Sari Husada memberikan kesempatan berbagi pengalaman bagi para Frontliner yang merupakan ujung tombak dalam pemasaran produk-produk di seluruh tanah air. Dan cara teleconference dipilih untuk efisiensi waktu dan jarak mengingat Indonesia merupakan wilayah yang memiliki cakupan luas, sehingga jika dikumpulkan dalam satu tempat akan memakan waktu lebih lama untuk mobilitas peserta.
Dengan Videoconference 3 kota, setiap lokasi masing-masing menempatkan tiga buah video untuk menampilkan tayangan realtime peserta. Dengan teknologi ini, pengguna dapat melakukan realtime conference dengan aman antara pengguna yang berbeda lokasi melalui sarana komunikasi audio dan visual. Jenis informasi utama yan dapat ditampilkan ialah suara dan gambar hidup (video), meski tidak menutup kemungkinan untuk dapat mempertukarkan jenis informasi lain misalnya text, spreadsheet, grafik, atau gambar statis.
Videoconference Rama-Shinta yang digawangi team kreatif PT Indonesia 5 (Indolima), adalah bentuk dari sebuah budaya kerja pada PT Sari Husada yang akrab dengan teknologi, dimana perusahaan menyerap teknologi modern mutakhir di segenap lini, termasuk yang bersifat multimedia untuk mengganti tatap muka atau pertemuan fisik.
Dengan memanfaatkan teknologi videoconference, sumberdaya manusia Sari Husada di seluruh Indonesia mendapat manfaat efisiensi karena dapat menjadi pengganti tatap muka atau pertemuan fisik yang memakan tak sedikit waktu dan biaya. Bahkan, dengan videoconference bisa melibatkan banyak peserta dan multi-lokasi tanpa harus melakukan perjalanan fisik yang mahal, makan waktu dan mengurangi produktivitas kerja. Seperti para Frontliner atau Rama-Shinta ini, mereka bertemu dalam satu waktu di tiga kota berbeda, dengan jumlah peserta mencapai ribuan.
[gi]
Kesan Mallika juga dialami Frontliner lainnya, nampak dari ekspresi para Rama (Frontliner pria) selama mengikuti acara Videoconference yang mempertemukan Rama-Shinta se-Indonesia, dan diadakan secara serentak di 3 kota berbeda: Medan, Jakarta dan Surabaya pada hari Selasa (20/3/2012) pekan ini.
Melalui Videoconference ini, Sari Husada memberikan kesempatan berbagi pengalaman bagi para Frontliner yang merupakan ujung tombak dalam pemasaran produk-produk di seluruh tanah air. Dan cara teleconference dipilih untuk efisiensi waktu dan jarak mengingat Indonesia merupakan wilayah yang memiliki cakupan luas, sehingga jika dikumpulkan dalam satu tempat akan memakan waktu lebih lama untuk mobilitas peserta.
Dengan Videoconference 3 kota, setiap lokasi masing-masing menempatkan tiga buah video untuk menampilkan tayangan realtime peserta. Dengan teknologi ini, pengguna dapat melakukan realtime conference dengan aman antara pengguna yang berbeda lokasi melalui sarana komunikasi audio dan visual. Jenis informasi utama yan dapat ditampilkan ialah suara dan gambar hidup (video), meski tidak menutup kemungkinan untuk dapat mempertukarkan jenis informasi lain misalnya text, spreadsheet, grafik, atau gambar statis.
Videoconference Rama-Shinta yang digawangi team kreatif PT Indonesia 5 (Indolima), adalah bentuk dari sebuah budaya kerja pada PT Sari Husada yang akrab dengan teknologi, dimana perusahaan menyerap teknologi modern mutakhir di segenap lini, termasuk yang bersifat multimedia untuk mengganti tatap muka atau pertemuan fisik.
Dengan memanfaatkan teknologi videoconference, sumberdaya manusia Sari Husada di seluruh Indonesia mendapat manfaat efisiensi karena dapat menjadi pengganti tatap muka atau pertemuan fisik yang memakan tak sedikit waktu dan biaya. Bahkan, dengan videoconference bisa melibatkan banyak peserta dan multi-lokasi tanpa harus melakukan perjalanan fisik yang mahal, makan waktu dan mengurangi produktivitas kerja. Seperti para Frontliner atau Rama-Shinta ini, mereka bertemu dalam satu waktu di tiga kota berbeda, dengan jumlah peserta mencapai ribuan.
[gi]