GENERASIINDONESIA.COM
| Selama empat hari sejak Jum'at 11 Juli hingga 14 Juli 2014, pameran
Napicraft menampilkan karya ikonik untuk memperlihatkan hasil para
tokoh ekonomi kreatif dan representasi dari 15 industri kreatif.
Pameran bertema "Kreativitas tanpa Batas" ini diikuti ratusan pegiat
industri kreatif berbagai bidang terutama di bidang kriya, desain, mode,
dan kuliner. Napicraft merupakan paviliun tersendiri dalam Festival
Ekonomi Kreatif (Fesra) 2014 di Cendrawasih Assembly Main Lobby dan
Plenary Hall, JCC.
Tema Kreativitas tanpa Batas tercermin dari varian karya kreatif yang ditampilkan di Fesra, terutama dari produk terbaik karya para narapidana sejumlah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia. Mereka adalah narapidana yang telah dibina dan mendapat pendampingan untuk berkreasi dan menghasilkan produk kreatif.
Diantara produk karya narapidana yang dipamerkan antara lain aneka ragam karya seperti batik yang dibuat di Lapas Pamekasan dan Lapas Anak Kutoarjo. Sementara dari Lapas Subang dipamerkan hasil produksi beras dimana para napi bercocok tanam di lahan yang disediakan oleh Lapas. Demikian halnya dengan Lapas Palu yang memamerkan bawang goreng, Lapas Malang dengan keset atau alas kaki cantik serta sejumlah produk asesoris seperti tas, kursi, pajangan, dan perhiasan.
Diantara produk-produk itu juga dipamerkan perhiasan karya narapidana Nusa Kambangan yang telah memiliki pasar ekspor ke sejumlah negara. Ketika Bob Hasan menjadi narapidana di Nusa Kambangan, ia turut memberdayakan narapidana dengan mengajari produksi perhiasan serta menyediakan peralatannya. [gi]
Tema Kreativitas tanpa Batas tercermin dari varian karya kreatif yang ditampilkan di Fesra, terutama dari produk terbaik karya para narapidana sejumlah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia. Mereka adalah narapidana yang telah dibina dan mendapat pendampingan untuk berkreasi dan menghasilkan produk kreatif.
Diantara produk karya narapidana yang dipamerkan antara lain aneka ragam karya seperti batik yang dibuat di Lapas Pamekasan dan Lapas Anak Kutoarjo. Sementara dari Lapas Subang dipamerkan hasil produksi beras dimana para napi bercocok tanam di lahan yang disediakan oleh Lapas. Demikian halnya dengan Lapas Palu yang memamerkan bawang goreng, Lapas Malang dengan keset atau alas kaki cantik serta sejumlah produk asesoris seperti tas, kursi, pajangan, dan perhiasan.
Diantara produk-produk itu juga dipamerkan perhiasan karya narapidana Nusa Kambangan yang telah memiliki pasar ekspor ke sejumlah negara. Ketika Bob Hasan menjadi narapidana di Nusa Kambangan, ia turut memberdayakan narapidana dengan mengajari produksi perhiasan serta menyediakan peralatannya. [gi]