GENERASIINDONESIA.COM
| Joey Alexander, di usianya yang masih belia, 11 tahun, telah
mengharumkan nama Indonesia melalui music. Ia baru saja kembali dari tur
Eropa. Sebelumnya ia juga tampil di gala dinner yang digagas trumpetis
jazz peraih 9 Grammy Award, Wynton Marsalis di Jazz at Lincoln Center.
Ihwal ia bisa tampil atas undangan Wynton Marsalis, setelah sang tuan rumah tersebut menyaksikan permainan pianis yang berpenampilan seperti Harry Potter ini, di unggahan video youtube. Saat itu juga, Wynton Marsalis berkeinginan mengundang Joey untuk bermain di acara bertajuk “Love, Loss and Laughter: The Story of Jazz”.
“Love, Loss and Laughter: The Story of Jazz” merupakan event rutin sebagai apresiasi untuk sejarah music jazz, dan digelar di Frederick P Rose Hall atau dikenal sebagai “The House Of Swing” yang berlokasi di Broadway 60 th Street, New York .
Acara dimana Joey Alexander tampil ini, merupakan panggung spektakuler bagi para musisi jazz dan blues dunia seperti Jon Faddis, Bill Cosby, Jonathan Batiste, Marcus Roberts, Dianne Reeves, Mark O’Connor, Taj Mahal, Dominick Farinacci, Pedrito Martinez, Brian Stokes Mitchel, Cecile McLorin Salvant, Fairview Baptist Church Brass Band, Wynton Marsalis dengan Orchestranya hingga aktor Billy Crystal.
Joey Alexandra menjadi satu-satunya pemusik dari luar Amerika Serikat dan permainan pianonya diiringi Jazz At Lincoln Orchestra yang dipimpin Wynton Marsalis.
Wall Street Journal pun menulis tentang performa Joey Alexander yang memikat sebagian besar hadirin di Jazz At Lincoln Center : “Despite the appearance of many jazz and comedy legends, most people at dinner—served family style at tables—couldn’t stop talking about a piano version of Thelonious Monk’s “‘Round Midnight” as performed by Joey Alexander a 10-year-old prodigy from Jakarta, Indonesia.
Majalah Downbeat juga memuji penampilan extravaganza Joey Alexander dengan menulis, “Ultimately, however, the show was stolen by a 10-year-old pianist named Joey Alexander, all the way from Bali, Indonesia. If the word “genius” still means anything, it applies to this prodigy. He played his own solo variations on “’Round Midnight” with a breathtaking precocity and mastery of several decades of piano style, eliciting a standing ovation not only from the audience but, more significantly, from the entire JLCO.”
[gi]
Ihwal ia bisa tampil atas undangan Wynton Marsalis, setelah sang tuan rumah tersebut menyaksikan permainan pianis yang berpenampilan seperti Harry Potter ini, di unggahan video youtube. Saat itu juga, Wynton Marsalis berkeinginan mengundang Joey untuk bermain di acara bertajuk “Love, Loss and Laughter: The Story of Jazz”.
“Love, Loss and Laughter: The Story of Jazz” merupakan event rutin sebagai apresiasi untuk sejarah music jazz, dan digelar di Frederick P Rose Hall atau dikenal sebagai “The House Of Swing” yang berlokasi di Broadway 60 th Street, New York .
Acara dimana Joey Alexander tampil ini, merupakan panggung spektakuler bagi para musisi jazz dan blues dunia seperti Jon Faddis, Bill Cosby, Jonathan Batiste, Marcus Roberts, Dianne Reeves, Mark O’Connor, Taj Mahal, Dominick Farinacci, Pedrito Martinez, Brian Stokes Mitchel, Cecile McLorin Salvant, Fairview Baptist Church Brass Band, Wynton Marsalis dengan Orchestranya hingga aktor Billy Crystal.
Joey Alexandra menjadi satu-satunya pemusik dari luar Amerika Serikat dan permainan pianonya diiringi Jazz At Lincoln Orchestra yang dipimpin Wynton Marsalis.
Wall Street Journal pun menulis tentang performa Joey Alexander yang memikat sebagian besar hadirin di Jazz At Lincoln Center : “Despite the appearance of many jazz and comedy legends, most people at dinner—served family style at tables—couldn’t stop talking about a piano version of Thelonious Monk’s “‘Round Midnight” as performed by Joey Alexander a 10-year-old prodigy from Jakarta, Indonesia.
Majalah Downbeat juga memuji penampilan extravaganza Joey Alexander dengan menulis, “Ultimately, however, the show was stolen by a 10-year-old pianist named Joey Alexander, all the way from Bali, Indonesia. If the word “genius” still means anything, it applies to this prodigy. He played his own solo variations on “’Round Midnight” with a breathtaking precocity and mastery of several decades of piano style, eliciting a standing ovation not only from the audience but, more significantly, from the entire JLCO.”
[gi]