Notification

×

Iklan

Iklan

Header Ads

Pabrik Baterai Litium di Morowali untuk Persiapkan Kebutuhan Kendaraan Bermotor Listrik 2025

Selasa, Januari 15, 2019 | 12.07 WIB | Last Updated 2020-09-24T05:13:00Z




GEN-ID | Jakarta - Guna menekan impor minyak mentah, dan karena transportasi RI bakal beralih ke bahan bakar listrik, Indonesia telah mendatangkan investor dari China untuk untuk membangun pabrik baterai litium di Indonesia saat ini mencapai 7,8 dolar AS.

Pembangunan pabrik komponen utama litium baterai dari bahan dasar nikel ini berada di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

"Jadi di Morowali itu sudah terbentuk industri nikel, stenlesteel, carbon steel, kemarin groundbreaking litium baterai 7,8 miliar dolar AS. Investasi di sana itu punya luas 3.000 hektare dengan jumlah pegawai di sana kemarin 31.000 orang," terang Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Padjaitan dalam pertemuan dengan wartawan di kantornya,  Senin (14/1/2019).

Sementara itu,  Direktur Utama PT IMIP Hamid Mina mengatakan industri nikel, baja, litium ion komponen inti baterai kendaraan listrik ini milik PT QMB New Energy Materials.

PT QMB New Energy Materials (QMB) merupakan perusahaan patungan berasal dari berbagai entitas bisnis seperti Tsingshan Holding Group, Bintang Delapan Investama (milik LBP dkk), GEM (Jingmen, perusahaan bateraia isi ulang), New Material dan Guangdong Brunp Recycling Technology (CATL).

Mereka pemain papan atas di pasar baterai mobil listrik dengan pendapatan wah, sebagaimana dicatat MarketScreener, pendapatan GEM dari bisnis material baterai sebesar 5,532 miliar yuan atau Rp 11,528 triliun (dengan kurs Rp 2.083). Pangsa pasar baterai CATL di pasar mobil listrik global mencapai 17,8 persen menyuplai baterai untuk Yutong, Geely, dan Jinlong, tiga pemimpin pasar mobil listrik Cina. CATL masih unggul atas Panasonic, yang menyuplai Tesla, VW, Toyota, dan Ford, juga LG Chemical, yang memasok Hyundai, VW, GM, Ford, serta Volvo.

Selain menyuplai pasar global, target PT QMB adalah mendukung peralihan sumber daya energi kendaraan di Indonesia dari BBM ke listrik pada 2025.

“Ini adalah bentuk peran serta kami dalam mendukung percepatan kendaraan bermotor listrik untuk transportasi jalan dengan target 2.200 mobil listrik, 711 ribu mobil hibrida dan 2,1 juta unit sepeda motor listrik pada tahun 2025," ungkap Hamid Mina.

Diungkapkan Hamid Mina, kawasan ini (IMIP) adalah cluster industri terintegrasi berbasis nikel dan baja terbesar di Indonesia.

Total investasi di PT IMIP 5 miliar dolar AS, total kapasitas produksi nikel pig iron adalah 2 juta ton per tahun, dan 3,5 juta ton stainless steel per tahun, dengan nilai ekspor 2 miliar dolar AS 2017 dan 3,5 miliar dolar AS pada tahun 2018.

Pengalihan pengarusutamaan kepentingan dari awalnya beberapa bidang ditangani BUMN dan kini beralih ke swasta/asing, disinyalir menjadi penyebab ambruknya BUMN seperti Krakatau Steel, PLN dan lainnya. [gi/mahar prastowo]
×
Berita Terbaru Update