GEN-ID | Fauni Ambarsari anak seorang prajurit wanita Kodim 0720/Rembang Peltu Siryati berhasil membuktikan kemampuannya. Gadis cantik kelahiran 31 Agustus 1997 ini meraih prestasi yang sangat membanggakan. Ia besama tim Gamaforce Robot Ashwincarra UGM berhasil meraih juara 3 dalam Teknofest Fighter UAV Competition untuk kategori Fixed Wing yang berlangsung beberapa waktu lalu di Istanbul, Turki.
Ashwincarra adalah robot terbang unggulan karya tim Gadjah Mada Flying Object Research Center (Gamaforce). Persiapan panjang telah dilalui tim Gamaforce di laboratorium Teknologi Mekanik Departemen Teknik Mesin dan Industri dan Pemograman ELINS, seperti perancangan pesawat, pembuatan pesawat, penyelesaian misi program, dan pembuatan detail report. Sebelum dinyatakan lolos untuk melaju dalam kompetisi di Turki, robot terbang Ashwincarra telah bersaing dalam rangkaian seleksi dengan 280 tim lain dari berbagai negara di dunia. Ashwincarra telah dikonfigurasi secara detail dan dilengkapi dengan teknologi artificial intelligence.
Ditanya soal tim Gamaforce ternyata sebelumnya telah meraih gelar juara umum dalam 4 kategori lomba pada kompetisi yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti, yaitu Kontes Robot Terbang Indonesia.
“Meski mengalami regenerasi anggota setiap tahunnya, gelar juara umum dapat dipertahankan selama 4 tahun berturut-turut, dari tahun 2015 hingga 2018. Pada tahun 2017, Gamaforce mendapat juara 3 dalam Tubitak International UAV Competition Turkey. Tahun ini merupakan lomba pertama kami di Teknofest, dan alhamdulillah mendapat juara 3” ungkap Fauni
Kompetisi ini tidak hanya diikuti para pemula tetapi juga diikuti mereka yang memang sudah ahli dalam hal aviasi.
“Alhamdulillah sangat bersyukur, karena dari Indonesia hanya tim ini yang bisa lolos dan meraih juara di Teknofest Fighter UAV Competition. Apalagi pesaing dari luar yang memang sudah ahli di bidang aviasi, karena memang lombanya terbuka untuk umum, jadi meski mahasiswa kami harus siap bersaing dengan yang sudah veteran. Banyak perjuangan yang dilalui setiap harinya untuk mempersiapkan lomba ini, dari sejak bulan Januari 2019. Bahkan ketika lomba, pesawat kami mengalami crash wing, sehingga harus memperbaiki di tempat lomba itu langsung, dan alhamdulillah pesawat dapat terbang dengan baik di ronde selanjutnya” ujar gadis kelahiran Rembang ini.
Harapannya ke depan untuk pribadi maupun bangsa Indonesia terkait prestasi ini adalah ingin banyak lagi penerus yang berkarya dibidang UAV.
“Saya harap pencapaian kali ini tidak lantas menyudahi semangat kami untuk terus mengembangkan diri. Tetap rendah hati dan selalu belajar lagi. Semoga apa yang kami capai kali ini sekiranya bisa menjadi salah satu pemantik bagi teman-teman kami sebangsa setanah air lainnya untuk terus berkarya baik di dalam negeri maupun di luar negeri, khususnya di bidang UAV, sehingga kita bisa ikut memacu perkembangan penguasaan teknologi robot terbang yang mampu bersaing di tingkat internasional,” harap Fauni.
Pencapaian tersebut tidak terlepas dari dukungan ibunya, yang berprofesi sebagai anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) yang sehari-hari berdinas di Kodim 0720/Rembang. Ibu dengan empat anak yang juga meraih predikat terbaik saat pendidikan Secaba Milsuk Tahun 1987 ini selalu mendukung dengan doa dan bimbingan moril. Tempaan yang berat saat pendidikan Kowad-lah yang menjadikan istri dari Didik selalu mengembangkan sikap disiplin dan mandiri sehingga terbentuk rasa percaya diri dalam pelaksanaan tugas serta menjadi teladan di segala bidang.
“Selalu mensuport anak selama kegiatan yang diikuti positif. Memberikan perhatian dan menanamkan kepercayaan yang harus dia jaga dimanapun berada terutama saat jauh dengan orang tua. Mengingatkan untuk selalu beribadah, terutama jangan meninggalkan shalat 5 waktu dan sempatkan baca Al Qur’an tiap hari. Selalu mendoakannya terutama di 2/3 malam. ” jelasnya saat ditanya tentang kiat mendidik sebagai orang tua.
Sebagai ibu, sebagai istri, dan sebagai militer, senantiasa dilaksanakannya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, karena keluarga yang harmonis pada hakikatnya merupakan sendi dan pilar bagi kokohnya bangunan suatu masyarakat. Ibu yang juga alumni Universitas Merdeka Surabaya ini berharap anaknya tetap tumbuh sebagai pribadi yang rendah hati.
“Walau prestasimu mendunia, tetaplah jadi anak mama yang manis dan rendah hati,” pungkas Peltu Siryati.