GEN-ID | Pekanbaru - Sebelum penerapan New Normal yakni pada bulan Maret dan April. Kasus covid-19 sedikit, ketakutan masyarakat besar. Namun, setelah new normal diberlakukan ketakutan masyarakat kecil dan kasus Covid-19 membesar. Hal ini disampaikan Juru bicara tim Gugus Tugas Provinsi Riau, dr. Indra Yovi, di Posko Gugus Tugas Riau.
"Yang saya amati, pada bulan Maret dan April, saat pasien positif kecil. Ketakutan masyarakat tinggi. Nah, sekarang saat jumlah pasien positif besar. Ketakutan masyarakat kecil," terang dr. Indra Yovi, Jumat (19/06/2020) sore.
Dengan kondisi ini, Yovi mengingatkan, bahwa jika masyarakat tidak disiplin menerapkan protokorel kesehatan. Maka, Riau berkemungkinan akan kembali kepada Penerapan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Kami tak bisa memaksa, tapi apa yang kami lakukan adalah untuk masyarakat. Bukan untuk kami. Ya, kalau masyarakat tidak disiplin, bisa kembali kita ke masa PSBB," tegas Yovi.
Kluster BUMN Perbankan ini, sebut Yovi, terjadi karena ketidakpatuhan satu orang. Sehingga berimbas kepada banyak orang. Hal ini menjadi dasar bahwa masalah ini yakni penyebaran Covid-19 belum selesai.
"Ini menandakan Riau belum baik, tidak bisa dikatakan seperti itu. Maka, ini menjadi tanda dan sinyal, masih ada masalah yang besar yang akan kita hadapi, jika tidak menerapkan protokol kesehatan," tegas Yovi.
Menurut Yovi, jika berbicara kluster pasar, berapa banyak kluster pasar yang akan ditindaklanjuti.
Hal ini mengingat bahwa DH, karyawan BUMN perbankan yang pertama positif. Sejak awak sudah dinyatakan hasil rapid tes nya reaktif.
"Dengan kondisi ini, kami menghimbau Pemko, kita harus melakukan sesuatu yang besar," lanjut Yovi.
Ajakan ini disampaikannya, mengingat. Bahwa kepatuhan terhadap tindakan masyarakat belum bagus.
"Kami khawatir kasus BUMN ini menjadi awal di Pekanbaru, maupun di Riau. Maka, harus ada kebijakan yang cepat dan tepat. Tentu kita harapkan kerjasama yang baik," harap dr. Yovi.
Karena itu, Yovi kembali mengingatkan. Agar masyarakat mengingat, masa-masa PSBB yang sudah dilalui. Dari penambahan delapan kasus, tujuh orang merupakan karyawan di Perbankan tersebut, maka total positif Covid-19 menjadi 142 orang di Riau.
Tujuh orang kluster BUMN Perbankan ini, merupakan pasien 135 positif covid-19 inisial tuan IB (30) warga berdomisili di Kabupaten Kampar dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru.
Pasien nomor 136 berinisial tuan RA (38) warga Kampar dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru.
Selanjutnya, pasien nomor 137 positif covid-19 adalah tuan CG (38) warga berdomisili di Kabupaten Kampar dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru.
Kemudian, pasien nomor 138 positif covid-19 di Riau adalah Nyonya H (54) warga Kota Pekanbaru dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru.
Pasien lainnya nomor 139 positif covid-19 adalah Nyonya RD (30) warga Kota Pekanbaru dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru.
Lalu, pasien nomor 140 positif covid-19 di Riau adalah Nyonya NI (40) warga Kota Pekanbaru dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru.
Terakhir, pasien nomor 141 positif covid-19 di Riau adalah tuan NS (30) warga Kota Pekanbaru dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru.
Sedangkan pasien nomor 142 positif adalah Nyonya WA (47) warga Kota Pekanbaru dan saat ini sudah diisolasi dan dirawat di Kota Pekanbaru.
"Untuk Nyonya WA ini, bukan kluster BUMN. Saat ini kami belum mengetahui Riwayat penularan dari Ny. WA karena tidak memiliki Riwayat perjalanan dan kontak erat dengan pasien positif covid-19," terang Yovi.
Dengan 8 pertambahan ini, pihaknya kata Yovi telah melakukan tracking terhadap orang yang kontak erat dengan mereka.
"Sama seperti sebelumnya, proses tracking kita lakukan bersama Polda dan Dinas Kesehatan setempat," tutup dr. Yovi.(MCR/HB)