Notification

×

Iklan

Iklan

Header Ads

Ngeluh Ribetnya Belajar Daring, PGRI Riau Beri Solusi

Selasa, Juli 28, 2020 | 10.08 WIB | Last Updated 2020-07-31T21:26:46Z

GEN-ID | Pekanbaru - Tahun ajaran baru 2020-2021 ini membuat masyarakat ekonomi menengah kebawah kewalahan dengan sistem belajar online.

"Mau tidak mau kami para orang tua harus turun tangan, mulai dari mendampingi anaknya memakai HP Android, sampai dengan membantu menyelesaikan tugas-tugas yang tidak dimengerti oleh anaknya. Seperti anak saya, memang tidak kami berikan HP Android, karena  menurut kami belum saatnya diberikan, mengingat dampak negatif yang banyak disebabkan dari HP Android tersebut. Tapi kini mau tidak mau harus disediakan, plus kuota internetnya, bagaimanapun caranya, untuk kelancaran proses belajarnya," curhat Rina warga Payung Sekaki Kota Pekanbaru pada media tentang keadaan sekolah anaknya, Minggu (26/07/2020).

Mendengar hal ini, Pengurus PGRI Provinsi Riau Biro Pemberdayaan Perempuan Senin (27/07) yang juga Kepala Sekolah SMAN 7 Pekanbaru Dr. Hj. Nurhafni, M.Pd. melalui Lugas, memberikan tips dan trik dalam menjalani sekolah dimasa pandemi seperti sekarang ini.

"Perlu kita ketahui bersama apa yang dikatakan Kihajar Dewantara, setiap orang adalah guru dan setiap rumah adalah sekolah. Ini sudah kita alami dan praktekkan sekarang. Virus Covid-19 telah mengubah cara hidup kita, mau tidak mau kita dipaksa untuk beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang bisa jadi merupakan norma baru dalam kehidupan kita," jelas Nurhafni.

"Guna membatasi penyebaran virus Covid-19 yang masif. Kebijakan belajar dari rumah mulai diterapkan pada tanggal 9 Maret 2020 setelah menteri pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat edaran nomor 2 tahun 2020 dan nomor 3 tahun 2020  tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Dengan belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah dari rumah, kita putuskan rantai penyebaran Covid-19 ini," tambah Nurhafni.

"Tugas guru memang tidak bisa digantikan, orang tua bukan menggantikan tugas guru, tetapi mendampingi dan mengawasi ananda tersayang di rumah," lanjut Bu Kepsek.

"Di SMAN 7 Pekanbaru kita lakukan pembelajaran Daring, luring dan kombinasi daring-luring (blended learning ) sebagai upaya kita untuk memberikan Pelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dan bagi siswa yang tidak memiliki android, komputer/laptop, HP atau paket internet sama sekali, kami menyiapkan tempat bahan ajar/tugas yang disiapkan di loby sekolah, serta tempat mengantarkan tugas, kami sudah sediakan di lobi sekolah. Dan kita juga sudah sampaikan kepada guru dan peserta didik untuk berbagi bersama dengan yang berdekatan rumah (tetangga) utk menumpangkan paket wifi dengan temannya, dengan tetap mengikuti protokol kesehatan," tegas Nurafni.

"Kita berharap disini perlu peran masyarakat, orang tua secara bersama sama, karena ini semua terjadi diluar keinginan kita, ini adalah wabah yg sudah global, dan kita berharap dan dapat mengkoordinasikan antara wali kelas, orangtua, hingga Ketua RT dan Kepala Desa, untuk mengupayakan agar siswa dapat tetap belajar meskipun dengan keterbatasan teknologi. Misalnya dengan mengelompokkan siswa yang berdekatan rumah. Dengan harapan siswa yang tidak memiliki Handphone dapat diberitahu dari siswa yang memiliki Handphone. Atau Ketua RT dapat membantu memberikan informasi penugasan atau portofolio bagi siswa yang tidak mempunyai akses internet dan atau Handphone," tutur Nurhafni.

Reporter: Taufik | Editor: Mahar Prastowo
×
Berita Terbaru Update