Reporter: Bustamin | Editor: Mahar Prastowo
GEN-ID | Masamba - Sesosok jenazah pria ditemukan dalam keadaan tertimbun lumpur dan material kayu di sebuah area perkebunan warga di Dusun Tosa'pu, Desa Pombakka, Kecamatan Masamba, Luwu Utara, Sabtu (18/7/2020). Diperkirakan terseret banjir dan lumpur sejauh 3 km.
Tim Senkom Rescue dari Luwu Timur dengan sigap melakukan evakuasi temuan jenazah pertama dalam pencarian korban banjir bandang di hari ke-6 ini, bersama tim SAR gabungan.
Setelah dievakuasi oleh tim SAR gabungan, korban dimasukkan ke dalam kantong jenazah kemudian digotong untuk dilarikan ke RS. Hikmah Masamba dengan menggunakan kendaraan Pickup operasional relawan Senkom Kabupaten Luwu Utara.
"Korban ini secepatnya kita bawa ke Rumah Sakit untuk diidentifikasi karena menurut warga korban tersebut bukan orang dari sini," tutur Ari Mustofa, ketua Senkom Luwu Timur, saat melakukan evakuasi.
Hingga hari keenam pasca banjir bandang lumpur yang melanda Masamba dan beberapa wilayah di sekitarnya di Luwu Utara, korban ditemukan masih terus bertambah.
Tercatat hingga hari kelima atau jumat (17/07/2020) sore, sebanyak 32 orang korban meninggal telah dievakuasi. Senkom Luwu Timur pun tak ketinggalan mengerahkan relawannya.
Sebagaimana diketahui, pada hari Senin (13/7/2020) malam wilayah Masamba Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, telah dilanda banjir bandang lumpur setelah diguyur hujan deras selama 2 hari di kawasan perbukitan dan lahan perluasan perkebunan sawit.
Akibatnya, pada hari yang sama diketahui 21 orang meninggal dunia dan terus bertambah. Peristiwa banjir ini juga menyebabkan sekitar 15.000 warga setempat harus mengungsi.
Berdasarkan data sementara Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada sekitar 4.930 kepala keluarga yang terdampak banjir.
"Pukul 18.00 sore hari ini jumlah korban meninggal berdasarkan laporan dari tim di lapangan kemudian berkoordinasi dengan beberapa teman-teman puskesmas, hari ini kita total jumlah korban menjadi 32 orang," kata Kasi Ops Basarnas Makassar, Rizal.
Selain itu, musibah banjir bandang yang terjadi ini menyebabkan terputusnya jaringan komunikasi yang membuat terhambatnya penanganan bencana.
Banjir di Luwu Utara ini terjadi setelah Sungai Rongkong, Sungai Meli di Radda, dan Sungai Masamba tak dapat menampung curah hujan dan lumpur sehingga menyebabkan tebalnya lumpur yang menutupi jalan dan pemukima penduduk.
Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono, telah menginstruksikan pembersihan lumpur di 3 sungai yakni Sungai Sabbang, Sungai Radda, dan Sungai Masamba, serta membuka jalur konektifitas guna memudahkan lalulintas evakuasi dan penyaluran bantuan. [GI]