Wartawan melakukan negosiasi dengan para preman di balik pagar hingga kemudian diusir secara kasar dibawah ancaman senjata tajam |
GEN-ID | Cianjur - Sekelompok preman berjumlah ratusan orang bersenjata tajam golok dan batu mengintimidasi dan menghalang-halangi wartawan yang hendak melakukan peliputan di lokasi yang dikuasai PT Maskapai Perkebunan Moelia (MPM).
Belasan wartawan dari Jakarta dan Bekasi yang hendak meninjau lokasi dan menemui pihak PT MPM itu mendapat sambutan tidak bersahabat, diteriaki bahkan diusir secara kasar.
Komunikasi yang coba dibangun oleh salah seorang wartawan pada perwakilan preman bernama Jimmy menemui jalan buntu. Tidak ingin keselamatan jiwanya terancam, para wartawan memutuskan pergi dari lokasi dengan susah payah karena kendaraan harus mundur di jalan menanjak yang sempit.
Pantauan di lokasi nampak akses jalan yang menuju Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Cianjur ditutup pagar setinggi dua meter menggunakan semen cor.
Atas kejadian intimidasi dan pengusiran terhadap wartawan yang sedang menjalankan tugas jurnalistik ini, rombongan wartawan kemudian ke Kantor Polres Cianjur guna meminta tanggapan Kapolres, namun tidak ada di lokasi. Wartawan sempat diterima oleh Kaurbinopsnal Sunaryo S.H di depan ruangannya.
Dalam keterangan singkatnya Sunaryo mengatakan, belum tahu persis dengan keadaan yang terjadi di sana dan urusan internal di sana.
"Itu masalah intern dia yang ada disana. Permasalahan yang rekan-rekan media sampaikan terkait peliputan di sana adalah penanganan internal di sana," jelas Sunaryo.
Saat ditanya ancaman parang dan senjata tajam oleh para preman kepada wartawan, dia dengan enteng mengatakan itu belum tentu untuk mengancam.
"Itu kan belum tentu seperti itu. Kan di lahan pertanian membawa (parang) mungkin digunakan untuk bercocok tanam kita kan belum tau, ya," ucap Sunaryo lalu pamit meninggalkan wartawan yang sedianya masih hendak bertanya lebih lanjut.
Sebelumnya, pada Kamis 27 Agustus 2020 lalu sekira 2000 jiwa petani penggarap lahan di tiga desa yakni Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, Desa Sukanagalih Kecamatan Pacet, dan Desa Cibadak Kecamatan Sukaresmi Cianjur terusir dari lahan dan tempat tinggalnya.
Mereka mendapat intimidasi dari sekelompok preman dan sejumlah oknum aparat bersenjata dan dipaksa keluar dari lahan tersebut.
Menurut pengakuan warga, preman dan oknum aparat kepolisian yang melakukan intimidasi diduga atas perintah PT. Maskapai Perkebunan Moelia (MPM).