GEN-ID | Rindang Foundation (RIF/Yayasan
Rindang Indonesia) menyambut program ketahanan pangan (hanpangan) dengan hidroponik oleh Pemkot Bekasi, melalui pelatihan
budidaya tanaman pangan hidroponik bagi milenial pada Minggu (22/11) di Istana Yatim.
Pelatihan
hidroponik ini diikuti 25 peserta dan sebagai pelatih adalah Takbir
Hamzah Adam (39) atau kerap disapa Mas Teby Adam dari Mahydro,
perusahaan pelatihan dan konsultan hidroponik di Bekasi.
“Kita
adakan kegiatan ini untuk memacu pemuda-pemudi yang hari ini agar
kreatif dan bagaimana memanfaatkan waktu luang. Kita arahkan mereka
untuk hal positif yaitu seminar hidroponik,” kata Muhtadin Fauzi salah
satu pengurus Yayasan Rindang Indonesia usai seminar.
Lebih
lanjut Muhtadin menambahkan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari
program Yayasan Rindang Indonesia terkait bidang ekonomi yang juga
bagian dari sinergi dengan program Pemerintah Kota Bekasi dalam bidang
ketahanan pangan khususnya hidroponik.
“Ini bagian dari
pembangunan ekonomi dengan berekonomi yang baik. Mereka mengenal
bagaimana cara menanam (hidroponik) dan cara menikmatinya. Ini merupakan
bagian dari program kami yang akan kami sinergikan dengan pemerintah
Kota Bekasi dan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Coach dan
konsultan Hidroponik Takbir Hamzah Adam menjelaskan kedatangannya ke
Yayasan Rindang Indonesia dalam rangka memberikan pengenalan dasar-dasar
teknik budidaya hidroponik peluang bisnisnya bagi generasi milenial.
Baginya, selain mudah dilakukan, hidroponik atau budidaya tanaman tanpa
tanah tersebut juga memiliki pangsa pasar yang menggiurkan dengan harga
yang cukup mahal.
“Selanjutnya kami memperkenalkan bagaimana hidroponik itu bisa menjadi peluang bisnis,” ucap Teby.
Dengan
mengenal budidaya hidroponik ini, kata Teby adik-adik milenial ini bisa
meraup penghasilan sendiri sehingga tidak bergantung lagi kepada
orangtuanya. Kendati demikian, Teby menyadari tidak mudah
menyosialisasikan manfaat hidroponik kepada masyarakat termasuk generasi
milenial.
Lanjutnya, “yang sulit bukan bercocok tanamnya tapi
mengedukasinya. Edukasinya itu yang tidak mudah karena Indonesia ini
termakan mohon maaf lagu tongkat kayu jadi tanaman jadi tidak peduli
yang namanya pertanian ah… masih banyak lahan kosong padahal negara
tetangga Singapura bahkan di atas-atap rumah untuk bercocok tanam."
Karena itu, Teby berharap ada peran dari pemerintah
Kota Bekasi dalam hal ini dinas terkait untuk bisa sensitif
memperhatikan lahan kosong yang bisa digunakan untuk pertanian khususnya
hidroponik.
”Berharap dari Pemkot Bekasi bisa membantu,
ternyata banyak hidroponik tapi karena keterbatasan lahan. Di samping
Rindang (istana yatim) sendiri ada lahan kosong yang bisa digunakan,”
ujarnya.
Dia mendukung program hidroponik yang telah dicanangkan
oleh Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto untuk diterapkan di setiap
kelurahan di Kota Bekasi juga dinas-dinas terkait yang mendukung
ketahanan pangan di Kota Bekasi.
Reporter: Agus Wiebowo
Editor:Mahar Prastowo