Notification

×

Iklan

Iklan

Header Ads

Presiden: Banjiri Ruang Digital dengan Konten-konten Positif

Kamis, Mei 20, 2021 | 22.20 WIB | Last Updated 2021-05-20T22:03:38Z



GEN-ID 🇮🇩 | Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika resmi meluncurkan Program Literasi Digital Nasional “Indonesia Makin Cakap Digital” di Basket Hall, Jakarta, Kamis (20/5/2021). Program ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden mengenai Percepatan Transformasi Digital Nasional khususnya terkait pengembangan sumber daya manusia (SDM) digital.

Kegiatan ini dihadiri Presiden Ir. H. Joko Widodo, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate dan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim serta diikuti lebih dari 350 ribu peserta secara daring dan 1.000 peserta luring dari 514 Kabupaten Kota.

Presiden Joko Widodo secara khusus memberikan apresiasi kepada 110 lembaga dan berbagai komunitas yang terlibat dalam program Literasi Digital Nasional.

“Saya harap gerakan ini menggelinding dan terus membesar, bisa mendorong berbagai inisiatif di tempat lain, melakukan kerja-kerja konkret di tengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan internet untuk kegiatan eduktif dan produktif,” ujar Presiden.

Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo juga menegaskan bahwa tantangan di ruang digital saat ini semakin dan sangat besar. Berbagai konten-konten negatif yang terus bermunculan dan kejahatan di ruang digital terus meningkat seperti hoaks, penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital perlu terus diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
 
“Kewajiban kita bersama untuk terus meminimalkan konten negatif, membanjiri ruang digital dengan konten-konten positif, banjiri terus, isi terus dengan konten-konten positif,” tegasnya.

Presiden Joko Widodo menyampaikan pentingnya meningkatkan kecakapan digital masyarakat agar mampu menciptakan lebih banyak konten-konten kreatif yang mendidik, yang menyejukkan, dan yang menyerukan perdamaian.

“Internet harus mampu meningkatkan produktifitas masyarakat, membuat UMKM naik kelas, perbanyak UMKM on boarding ke platform e-commerce. Sehingga internet bisa memberi nilai tambah ekonomi bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujar Presiden Joko Widodo.

Menurut Presiden Joko Widodo, meningkatkan literasi digital merupakan kerja besar. Oleh karena itu, pemerintah mengajak masyarakat bersama-sama mewujudkan Indonesia semakin cakap digital.

“Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen bangsa agar semakin banyak masyarakat yang melek digital,” tandasnya.

Johnny G Plate, Menteri Kominfo menjelaskan, pada tahun 2021 program literasi digital nasional direncanakan untuk diadakan melalui setidaknya 20.000 pelatihan berdasarkan modul dan kurikulum yang menyasar empat pilar literasi digital, yaitu Digital Ethics; Digital Safety; Digital Skills; dan Digital Culture.

Program Literasi Digital Nasional ini, tambah Menkominfo, akan dilaksanakan oleh Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi Kementerian Kominfo yang diinisiasi sejak tahun 2017.

“Kerja bersama ini telah mendapatkan penghargaan di tingkat internasional dengan penganugerahan World Summit on Information Society (WSIS) Prizes Winner 2020 yang merupakan penghargaan tertinggi di tingkat global dari International Telecommunication Union (ITU) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk inisiatif Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)” tambah Johny G Plate.

Peluncuran program literasi digital nasional ini juga selaras dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-113, yang jatuh pada hari ini. "Hari ini kita telah mencetak sejarah sebagai pertemuan daring dengan peserta terbanyak, di mana setidaknya 350.000 partisipan hadir secara virtual. Momentum ini adalah titik transformatif, dimana partisipasi saudara-saudari semua tidak hanya menandai kebangkitan nasional, tetapi juga menunjukkan kebangkitan era digital nasional Indonesia,” imbuh Menteri Johnny.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim memaparkan, di sektor pendidikan, pandemi telah menyadarkan kita bahwa pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran merupakan hal yang tidak lagi bisa dihindari. Kita telah melihat dan mengalami sendiri bagaimana teknologi membantu kita memastikan anak-anak tetap mendapatkan pendidikan ketika pembelajaran tatap muka tidak mungkin dilakukan.

“Meskipun teknologi tidak akan pernah bisa menggantikan pembelajaran tatap muka dan interaksi langsung antara guru dengan murid, kita kini semakin sadar bahwa pemanfaatan teknologi mampu mengakselerasi transformasi pendidikan dan mendorong lompatan kemajuan dengan satu syarat. Syaratnya adalah teknologi harus dimanfaatkan secara tepat sasaran dan cakap,” tutup Nadiem.
(gi)


Mahar Prastowo 📲


×
Berita Terbaru Update