Notification

×

Iklan

Iklan

Header Ads

Negara Harus Hadir Lindungi Perempuan dengan Instrumen Perlindungan Maksimal

Sabtu, Desember 11, 2021 | 15.56 WIB | Last Updated 2021-12-12T09:56:53Z


GEN-ID 🇮🇩 | Jakarta - Alimatul Qibtiyah, Komisioner Komnas Perempuan 2020-2024 menilai berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan akhir-akhir ini memprihatinkan dan memilukan.

"Saat ini Indonesia masuk pada kondisi darurat kekerasan seksual, karena tidak hanya terjadi di tempat umum, tetapi di lembaga pendidikan, bahkan pendidikan berbasis agama. Seharusnya lembaga pendidikan tempat yang aman untuk mengembangkan potensi peserta didiknya," ujar Alimatul, Sabtu (11/12/2012).

Ia memandang instrumen perlindungan perempuan seperti RUU TPKS menjadi sangat penting untuk disahkan. Ia bahkan berandai-andai jika tanggal 22 Desember bertepatan dengan Hari Ibu bisa disahkan, bisa jadi kado istimewa untuk perempuan dan ibu.

Sehari sebelumnya, pada peringatan hari HAM sedunia, Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan perempuan sebagai subyek hukum yang harus diperhatikan dan memperoleh perlindungan sebagai hak seluruh warga negara.

"Perempuan merupakan subyek hukum yang harus diperhatikan dan memperoleh perlindungan sebagai hak seluruh warga negara," kata Ketua DPR RI Puan Maharani  pada Jumat (10/12/2021) bertepatan dengan hari HAM sedunia.

Puan berharap peringatan hari HAM sedunia menjadi momentum yang baik untuk kembali menguatkan dukungan terhadap upaya-upaya perlindungan terhadap perempuan oleh negara, sebagai kehadiran negara dalam melindungi perempuan dari kekerasan, maupun melindungi hak-haknya yang lain secara berkeadilan. 

Untuk itu, agar perempuan mendapatkan haknya dalam perlindungan hukum secara menyeluruh terutama dari kekerasan seksual, maka negara wajib hadir dengan instrumen perlindungan yang maksimal. (gi)

×
Berita Terbaru Update