Muhammad Indra, Pimpinan Redaksi Media Resolusitv.com |
GEN-ID | Jakarta - Polres Lampung Timur diduga kuat telah melakukan penangkapan tidak sesuai SOP terhadap wartawan Muhammad Indra, Pimpinan Redaksi Media Resolusitv.com, pada Selasa, 8 Maret 2022 lalu. Korban Muhammad Indra menuturkan bahwa yang terjadi sesungguhnya adalah penyuapan oleh pelapor ke Indra, didepan Mesjid Agung, Desa Sumbergede Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur. Namun oleh oknum Polres, Indra dituduh melakukan pemerasan.
Menurut Indra, yang merupakan Sekretaris DPC PPWI Lampung
Timur ini, kejadian berawal dari adanya berita dugaan perselingkuhan seorang
kerabat dekat Bupati Lampung Timur bernama Rio dengan wanita yang tinggal di
Lampung Tengah yang ditayangkan di Media Resolusitv.com. Akhirnya, Rio mengutus
Nova (rekan sesama wartawan_red) menghampiri rumah Muhammad Indra dan memaksa
Muhammad Indra harus menemui saudaranya (Rio_red) yang diberitakan itu.
Pertemuan diadakan disebuah rumah makan di Kota Metro.
Sesampai di rumah makan, disitu Rio sempat mengatakan "DS (orang Lampung Tengah_red)
itu istri siri saya, dan DW juga istri siri saya", kemudian Rio meminggirkan
(ajak mojok berdua_red) Muhammad Indra. Dia minta dihapus beritanya, dia mau
memberikan uang tapi takut Muhammad Indra tersinggung.
"Begini aja, bang Indra hapus dulu berita itu. Kalau
saya, mau dinaikin ratusan media silakan, tapi saya gak enak sama keluarga DS
aja," kata Rio.
Dari sumber terpercaya lainnya, diperoleh informasi bahwa
selingkuhan Rio itu adalah adik dari Bupati Lampung Tengah non aktif yang saat
ini sedang ditahan KPK.
Kemudian Indra menjawab, "Kalau urusan itu, nanti kita
naikin berita klarifikasi aja bang, karena kalau menghapus berita, itu
melanggar aturan bang."
Berita klarifikasi sudah diterbitkan, berjudul Ternyata RO
Mempunyai Madu Tiga & Ternyata yang Ketiga Istri Orang. Dengan terbitnya
berita itu Nova ngebel memaksa Indra dengan mengucapkan kamu minta berapa,
nanti jangan lupa saya dibagi, jangan kamu gak bagi saya, nanti kamu lupa.
Respon, Indra menjawab kalau mau nyuap jangan tanggung-tanggung.
Dengan tidak adanya kesepakatan, Nova ngebel, memancing
dengan mengungkapkan kata-kata deal, tapi kurang dari itu. Kemudian Muhammad
Indra menjawab, dia itu mau ngasi berapa, 50, 30 apa 20. Noval lansung
memancing 15 juta lur (dulur/saudaraku_red), tolong dulu, itu paman saya. Indra
selanjutnya diam saja tidak merespon sama sekali.
Keesokan harinya, Nova ngebel Indra nanya di mana, ini
masih, mencari sisanya. "Jual sapi kami lur di Tanjung Kari," ujar
Nova.
Padahal Indra tahu posisi Rio saat itu di Polres, lagi
laporan. Kemudian Nova ngebel Indra lagi mengatakan nanti ketemu di Desa
Sekampung, "Tunggu bentar lur, ketika menjelang Ashar."
Indra dibel Nova lagi, yang bicara dalam telepon langsung
Rio, dengan mengatakan kita ketemu di Mesjid Sekampung aja. "Ini kurang
rokok sepres dua pres (slop/pack_red)," ujar Rio.
Dengan spontan Indra menjawab, "Ke rumah aja kita ambil
jalan kekeluargaan." Tapi Rio beralasan mau cepat. "Saya ini mau
cepet, ada kerjaan, saya mau pergi karena saya ada pekerjaan," paksa Rio
dengan nada keras.
Sesampai didepan mesjid, Rio memberikan amplop putih yang
awalnya Indra tidak tau berapa isinya. Dikarenakan dikasih orang, berapa saja
terima. Indra tidak menyangka itu sebagai jebakan oleh Rio dan Nova, dianggap sebagai
pemerasan.
Selang satu jam kejadian, Indra jalan dibonceng atau diantar
naik sepeda motor oleh Nur (adik ipar Indra_red), dan singgah sebentar di rumah
tetangga yang punya counter BRI-Link. Sesampainya di rumah tetangga itu, Indra
membuka amplop, ternyata isinya Rp. 2.800.000. Akhirnya Indra, menyuruh
tetangga itu mentransfer ke rekening Indra sebesar Rp 2.450.000.
Selang beberapa saat, Indra dibel anaknya. Dalam
perbincangan, anaknya mengatakan ada polisi di rumah, lalu Indra menjawab, iya.
Kemudian Indra langsung pulang, siapa tau ada yang penting. Sesampai didepan
rumah, beberapa oknum kepolisian langsung memborgol Indra tanpa ada basa-basi,
langsung menyeret Indra dan yang mengantar Indra (Nur_red) secara paksa, sambil
mengatakan dengan suara keras, mana uang 15 juta itu.
Kemudian, pada jarak kurang lebih 15 meter dari Indra, oknum
polisi mengeluarkan 2 kali tembakan didekat telinga kanan dan kiri yang
mengantar Indra (Nur_red) didepan masyarakat yang berkumpul karena kejadian
itu. Padahal banyak anak kecil dan orang tua disitu.
Dalam penangkapan paksa itu, Indra dan Nur tidak ada
perlawanan sedikitpun. Tetapi penangkapan seperti menangkap teroris, dengan
tangan diborgol dan ditarik-tarik diseret secara paksa.
Indra dan yang mengantar (Nur_red) diangkut dengan mobil
terpisah. Kemudian, oknum yang menyebut namanya didalam mobil, "Ini Andi
Keleng Ndra", sambil teriak bicara ke temannya "Kita lewatin
aja." Akhirnya Indra langsung dipukul puluhan kali dibagian dada, muka,
telinga dan kepala, padahal Indra tidak ada pertahanan karena posisi Indra
diborgol. Kemudian Andi Keleng menekan menggunakan dengkulnya dari dada sampai
perut waktu didalam mobil, dengan sesaknya nafas Indra, akhirnya pemukulan
stop.
Sesampainya di Polres, saat Indra di-BAP meminta untuk buang
air kecil, Indra sempat merasakan mual dan muntah darah segar. Hingga sekarang,
sudah 2 bulan sejak kejadian, Indra masih merasa sakit di dada kanan saat
bernafas.
Disadur dari penuturan Muhammad Indra melalui chat WhatsApp
ke Sekretariat PPWI Nasional