GENERASI-ID 🇮🇩 | Kota Bekasi -
Semakin luas dan semakin banyak masjid melalui DKM dan perangkat rukun
warga yang bergabung berkolaborasi menyantuni anak yatim di kelurahan
Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan, Jawa Barat. Seperti tampak pada Hari
Sabtu (30/07/2022) sebanyak 4 masjid yakni Masjid Ar Ridho, Masjid Al
Anshor, Masjid Nurul Ihsan dan Masjid Nurul Hikmah menyantuni 161 anak
yatim dari 16 RW.
Drs. H. Irfangi menyatakan kegembiraannya
ketika H. Supandi selaku ketua RW 01 menyampaikan kabar baik ingin
bergabung dengan kegiatan santunan yatim yang telah berjalan di Masjid
Ar Ridhlo, Masjid Al Anshor dan Masjid Nurul Ihsan. Amar ma'ruf
(mengajak kepada kebaikan, red) melalui santunan yatim yang diinisianya
bak gayung bersambut dengan semakin meningkatnya DKM (Dewan Kemakmuran
Masjid) dan RW yang bergabung, serta meningkatnya jumlah anak yatim yang
dapat disantuni.
Menyitir hadith Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
مَنْ
سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ
مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ
شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ
وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ
يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Barangsiapa
mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang baik, maka ia akan
mendapatkan pahalanya, dan pahala orang yang melakukannya setelahnya;
tanpa berkurang sesuatu apapun dari pahala mereka. Dan barangsiapa yang
mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang buruk, maka ia menanggung
dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya setelah dia, tanpa berkurang
sesuatu pun dari dosa-dosa mereka.[HR. Muslim, no. 1017]
Kegiatan
santunan anak yatim di Masjid Nurul Hikmah dihadiri hampir 200 orang
yang terdiri dari para pengurus masjid, undangan tokoh masyarakat dan
para penerima santunan.
H. Yoyo Sutaryo selaku ketua Rw
021 Bumi Satria Kencana Kayuringin Jaya mengapresiasi bergabungnya DKM
Masjid Nurul Hikmah yang terletak d RW 01 dan berhadapan dengan wilayah
RW 010.
"Terima kasih santunan perdana bersama 4 masjid ini
berjalan di RW 01. Terima kasih kepada panitia dan para pengurus DKM,"
ucap H. Yoyo Sutaryo.
Ketua Forum RW Kayuringin Jaya H. Yoyo
Sutaryo dalam kesempatan memberikan sambutan menceritakan kembali
sejarah kegiatan santunan yang berawal dari RW 21 dan diinisiasi oleh
seksi sosial dan kematian Drs. H. Irfangi.
Diungkapkan H. Yoyo
Sutaryo, dari seksi sosial dan kematian RW 021 yang kebetulan ada masjid
Ar Ridho, kegiatan santunan terus berkembang yang awalnya belasan
hingga kemudian semakin banyak. Daya tampung masjid Ar Ridho yang
terbatas mendapat solusi dengan bergabungnya masjid Al Anshor di RW 022
yang memiliki parkir luas, disusul kemudian masjid Nurul Ihsan di RW
025.
"Dan sekarang yang ke-4 di masjid Nurul Hikmah, kita makmurkan masjid dengan santunan anak yatim," ujar H. Yoyo Sutaryo.
Ajeng
Febrianti, S.A., Kesos Kelurahan Kayuringin Jaya didampingi staf Kesos
Haidir serta Bhabinkamtibmas Ipda Triyugo Amrih Dumadi dan Babinsa Serka
Dardjo, menyampaikan dukungannya dan berharap kedepan semakin banyak
masjid yang bergabung.
"Saya mewakili pak lurah mendukung sekali
acara ini, mudah-mudahan di acara selanjutnya kita kelurahan Kayuringin
Jaya bisa berpartisipasi juga dalam rangka santunan anak-anak yatim
ini," ucap Ajeng.
Demikian halnya Ustadz H. Zaidun, DKM Masjid
Nurul Hikmah, ia menerangkan menyantuni anak yatim adalah sunnah
rasululullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Ia juga berharap santunan
berikutnya terus mengalami peningkatan sehingga kedepan seluruh masjid
di kelurahan Kayuringin Jaya bergabung serentak dalam program santunan
bersama ini.
"Mudah-mudahan tahun-tahun berikutnya terus
meningkat ya dan sesuai dengan niat kita adalah mewujudkan generasi
anak-anak yatim yang berakhlak mulia dan hafal Quran, dan insyaallah
harapan kita anak-anak yatim ini menjadi pemimpin di masa yang akan
datang," ucap Ustad Zaidun.
H. Pipit Susanto, Ketua RW 010 juga
mengapresiasi sudah sebanyak empat masjid bergabung dalam kegiatan
santunan yatim, ia pun berharap seluruh masjid di Kayuringin Jaya bisa
bersatu bersama-sama menyantuni anak yatim di kalangan umat sehingga
tidak ada anak yatim muslim yang terbegkalai tanpa perhatian.
"Di
wilayah Kayuringin Jaya ini banyak masjid, sekarang baru bergabung
empat, mudah-mudahan kedepannya seluruh masjid di Kayuringin Jaya bisa
bersatu. Dengan bersatunya masjid di Kayuringin Jaya ini insya Allah
muslim jadi kuat khususnya di wilayah Kayuringin Jaya, warga muslim
kurang mampu punya wadah, dalam arti jangan sampai tidak ada yang
menyantuni," ujar H. Pipit Susanto.
Hal senada diungkapkan Ir.
Isdiyanto selaku penasehat Masjid Nurul Hikmah, bahwa santunan yatim
piatu yang tadinya tersebar di masjid masing-masing dengan dikumpulkan
jadi satu, menjadikan persatuan lebih kuat dan arahnya lebih jelas.
"Santunan
yatim piatu yang tadinya tersebar di masjid masing-masing dengan
dikumpulkan jadi satu, menjadikan persatuan lebih kuat dan arahnya lebih
jelas. Donaturnya juga lebih jelas, anak yatimnya lebih jelas yang
dibina jadi generasi penerus bangsa.," ucap Ir. Isdiyanto.
Lanjut Ir. Isdiyanto, "agar anak yatim ini tidak terlantar, bisa layak seperti anak yang bukan yatim, itu tujuannya."
"Ya
kita memang menyadari bahwa umat Islam Indonesia ekonominya masih
banyak yang lemah, maka kita bersama-sama walaupun lemah kalau bersatu
nanti jadi kuat," pungkas H. Isdiyanto.
Memaknai Tahun Baru Hijriyah Sebagai Awal Kebangkitan Islam
Ustadz
Drs. H. Husein Usman, M.Pd.I dalam tausyiahnya mengungkapkan perlunya
umat Islam dapat memahami dan memaknai tahun baru hijriyyah 1 Muharram
sebagai tahun baru islam dan sebagai tonggak awal kebangkitan Islam.
"Pada
pagi hari ini tahun baru 1444 Hijriyah mudah-mudahan tahun ini lebih
baik dari tahun kemarin, tahun sekarang lebih sukses dari tahun kemarin,
tahun sekarang lebih maju daripada tahun kemarin, tahun ini lebih
semangat dari tahun kemarin," ucap Ustadz Drs. H. Husein Usman, M.Pd.I
mengawali tausyiahnya.
Ustadz Husein Usman menjelaskan arti
hijrah sebagai peristiwa bersejarah pindahnya Rasulullahnya dari Makkah
ke Madinah. Namun lebih luas lagi artinya sebagai meninggalkan apa-apa
yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta'ala, berpindah dari yang
tadinya jauh sekarang menjadi dekat kepada Allah.
Diungkapkan
Ustadz Husein Umar perihal munculnya kalender islam, bahwa pada zaman
Umar Bin Khattab sebagai khalifah, dia berkirim surat kepada gubernur
Mesir Amr Bin Ash namun dalam surat itu tidak ada tanggalnya, jadi
begitu sampai di Mesir dibaca oleh gubernur isinya dipahami semua dan
segera dilaksanakan. Namun pertanyaan gubernur Mesir, kapan surat ini
dibuat? Maka dibalas surat itu oleh gubernur Amr Bin Ash dengan tambahan
kalimat "Surat khalifah yang ditujukan ke saya sudah diterima, surat
yang tanpa tanggal itu sudah saya pahami..."
Begitu surat balasan
dikirim ke khalifah, kemudian Umar Bin Khattab mengumpulkan para
sahabat untuk menentukan kapan umat islam akan memulai tanggal. Saat itu
ada beberapa usulan diantaranya ketika Nabi hijrah dari Mekah ke
Madinah alasannya Islam berkembang pesat ketika Rasulullah hijrah ke
Madinah.
Perkembangan pesat islam di Madinah, diawali Rasulullah Muhammad Shallallaahu 'alaihi wasalaam dengan membangun tiga pilar.
"Pilar
yang pertama adalah masjid, dengan menjadikan masjid sebagai pusat
pemikiran Islam, masjid menjadi sentral semua aktivitas itu artinya
kalau mau selamat jangan tinggalkan masjid," ujar Ustadz Husein Usman.
Lanjut
Ustadz Husein Usman, "pilar kedua adalah membangun persatuan umat
dengan mempersatukan dan mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum
Anshar."
"Kemudian pilar yang ketiga adalah ekonomi," sambung Ustadz Husein Usman.
Pada
saat itu di Madinah ekonomi dikuasai oleh Yahudi dan juga para pedagang
yang curang. Maka Rasulullah memperkenalkan perdagangan yang Islami
denga prinsip yang jual untung yang membeli puas. Lama-lama ekonomi yang
tidak jujur tergusur dan Islam menguasai ekonomi. Dan berkembanglah
Islam sehingga Madinah dijuluki Al Munawaroh atau metropolitan.
Allah SWT berfirman dalam QS al-Baqarah [2]:218.
إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ
أُوْلَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ.
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di
jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.