GENERASI-ID 🇮🇩 | Kota Bekasi - "Orang yang memelihara anak yatim dikalangan umat muslimin,
memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga,
kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni,” demikian sabda Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam hadith yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, sebagaimana ia dapat dari
Ibnu Abbas; dan termaktub dalam kitab Al-Birr wash-shilah 'an Rasulillah, nomor hadith 1840.
Pada riwayat lain disebutkan, jika orang telah sampai ajalnya dan tengah menghadapi hebatnya sakaratul maut, sedekah dapat melapangkan dadanya. Sehingga ia dapat melepaskan nyawa dengan khusnul khatimah. Sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya sedekah memadamkan murka Allah dan mencegah kematian yang buruk." (HR Turmudzi, Ibnu Hibban, dan Tirmizi).
Menyadari betapa besarnya pahala bersedekah dan menyantuni anak yatim itulah memotivasi para musaddiq (donatur) secara berkesinambungan mendukung kegiatan santunan rutin setiap bulan yang ada di lingkungan Perumahan Bumi Satria Kencana (BSK) Kelurahan Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan Kota Bekasi.
Seperti tampak pada Ahad (23/10/2022) yang bertepatan dengan bulan maulid tanggal 27 Rabiul Awwal 1444H, kegiatan santunan dilaksanakan di Masjid Al Anshor RW 022 Bumi Satria Kencana (BSK) dengan jumlah penerima santunan sebanyak 173 anak yatim atau bertambah 5 anak dari bulan sebelumnya yang berjumlah 168.
Kegiatan ini awalnya merupakan kerjasama Paguyuban Sosial dan Kematian RW 021 dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Ar-Ridho, lalu berkembang dengan bergabungnya DKM Al-Anshor di RW 022. Bahkan kini di tahun ke-4, penerima santunan juga semakin meluas, dan semakin banyak DKM di Kayuringin Jaya bergabung dalam program memuliakan anak yatim ini seperti DKM Nurul Hikmah, DKM Nurul Ihsan dan DKM Al-Mubarok.
"Alhamdulillah berkat dukungan dari semua pihak, santunan anak yatim hari ini berjumlah 173 anak totalnya," ucap H. Hengki Brahmantio, Ketua Yayasan Masjid Al Anshor.
"Ada empat masjid yang bekerjasama untuk dapat memberikan santunan pada hari ini, alhamdulillah semua ini dapat terlaksana berkat bantuan dari para donatur, tentunya pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada para donatur, jazaakumullahu khoiron katsiiron atas bantuan donasinya sehingga kami dari masjid Ar Ridho, Al Anshor, Nurul Ihsan, dan juga Al Mubarok dapat terus membantu anak-anak yatim dengan memberikan santunan. Tentunya kami berharap dapat terus dilaksanakan dalam kegiatan memberi santunan ini," ungkap H. Hengki.
Pada riwayat lain disebutkan, jika orang telah sampai ajalnya dan tengah menghadapi hebatnya sakaratul maut, sedekah dapat melapangkan dadanya. Sehingga ia dapat melepaskan nyawa dengan khusnul khatimah. Sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya sedekah memadamkan murka Allah dan mencegah kematian yang buruk." (HR Turmudzi, Ibnu Hibban, dan Tirmizi).
Menyadari betapa besarnya pahala bersedekah dan menyantuni anak yatim itulah memotivasi para musaddiq (donatur) secara berkesinambungan mendukung kegiatan santunan rutin setiap bulan yang ada di lingkungan Perumahan Bumi Satria Kencana (BSK) Kelurahan Kayuringin Jaya, Bekasi Selatan Kota Bekasi.
Seperti tampak pada Ahad (23/10/2022) yang bertepatan dengan bulan maulid tanggal 27 Rabiul Awwal 1444H, kegiatan santunan dilaksanakan di Masjid Al Anshor RW 022 Bumi Satria Kencana (BSK) dengan jumlah penerima santunan sebanyak 173 anak yatim atau bertambah 5 anak dari bulan sebelumnya yang berjumlah 168.
Kegiatan ini awalnya merupakan kerjasama Paguyuban Sosial dan Kematian RW 021 dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Ar-Ridho, lalu berkembang dengan bergabungnya DKM Al-Anshor di RW 022. Bahkan kini di tahun ke-4, penerima santunan juga semakin meluas, dan semakin banyak DKM di Kayuringin Jaya bergabung dalam program memuliakan anak yatim ini seperti DKM Nurul Hikmah, DKM Nurul Ihsan dan DKM Al-Mubarok.
"Alhamdulillah berkat dukungan dari semua pihak, santunan anak yatim hari ini berjumlah 173 anak totalnya," ucap H. Hengki Brahmantio, Ketua Yayasan Masjid Al Anshor.
"Ada empat masjid yang bekerjasama untuk dapat memberikan santunan pada hari ini, alhamdulillah semua ini dapat terlaksana berkat bantuan dari para donatur, tentunya pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada para donatur, jazaakumullahu khoiron katsiiron atas bantuan donasinya sehingga kami dari masjid Ar Ridho, Al Anshor, Nurul Ihsan, dan juga Al Mubarok dapat terus membantu anak-anak yatim dengan memberikan santunan. Tentunya kami berharap dapat terus dilaksanakan dalam kegiatan memberi santunan ini," ungkap H. Hengki.
Pada kesempatan yang sama H. Irfangi selaku ketua Seksi Sosial dan Kematian RW 021 memaparkan perkembangan kegiatan santunan hingga saat ini.
"Awal mulanya kami mengadakan santunan anak yatim di kantor RW 021, kemudian berkembang, karena semakin banyak kemudian dilaksanakan di Masjid Al Anshor," jelas H. Irfangi.
Lebih lanjut diungkapkan H. Irfangi, seiring dengan adanya pandemi yang mana diterapkan protokol kesehatan dan membutuhkan tempat lebih luas, kegiatan santunan dilaksanakan di masjid-masjid yang luas di sekitar lingkungan Perum Bumi Satria Kencana antara lain di Masjid Ar-Ridho, Masjid Nurul Ihsan, Masjid Al Anshor, bahkan sampai ke Jakasampurna.
Selain perkembangan berupa meluasnya dan semakin banyaknya DKM yang bergabung, demikian halnya dengan anak yatim penerima santunan dan donaturnya.
"Bahkan DKM Masjid Al Anshor sudah mengambil kuota donasi sebanyak 84 anak yatim dari 173 anak yatim yang disantuni," terang H. Irfangi.
Sementara itu yang 89 anak yatim lainnya berasal dari DKM Ar-Ridho RW 021, DKM Nurul Ihsan di RW 025, dan DKM Al Mubarok Perumnas 1 RW 02.
Diungkpakan H. Irfangi, dari DKM Masjid Nurul Ihsan RW 25 sudah mengambil 70 persen dari anak yatim yang disantuni asal dari RW 025, kemudian dari RW 02 (DKM Al Mubarok) sudah mengambil alih santuni 100 persen dari anak yatim yang ada di RW 02.
"Jadi sisanya dari RW 021 menutupi yang belum terpenuhi dari masjid dan dari RW yang lain," ujar H. Irfangi.
"Awal mulanya kami mengadakan santunan anak yatim di kantor RW 021, kemudian berkembang, karena semakin banyak kemudian dilaksanakan di Masjid Al Anshor," jelas H. Irfangi.
Lebih lanjut diungkapkan H. Irfangi, seiring dengan adanya pandemi yang mana diterapkan protokol kesehatan dan membutuhkan tempat lebih luas, kegiatan santunan dilaksanakan di masjid-masjid yang luas di sekitar lingkungan Perum Bumi Satria Kencana antara lain di Masjid Ar-Ridho, Masjid Nurul Ihsan, Masjid Al Anshor, bahkan sampai ke Jakasampurna.
Selain perkembangan berupa meluasnya dan semakin banyaknya DKM yang bergabung, demikian halnya dengan anak yatim penerima santunan dan donaturnya.
"Bahkan DKM Masjid Al Anshor sudah mengambil kuota donasi sebanyak 84 anak yatim dari 173 anak yatim yang disantuni," terang H. Irfangi.
Sementara itu yang 89 anak yatim lainnya berasal dari DKM Ar-Ridho RW 021, DKM Nurul Ihsan di RW 025, dan DKM Al Mubarok Perumnas 1 RW 02.
Diungkpakan H. Irfangi, dari DKM Masjid Nurul Ihsan RW 25 sudah mengambil 70 persen dari anak yatim yang disantuni asal dari RW 025, kemudian dari RW 02 (DKM Al Mubarok) sudah mengambil alih santuni 100 persen dari anak yatim yang ada di RW 02.
"Jadi sisanya dari RW 021 menutupi yang belum terpenuhi dari masjid dan dari RW yang lain," ujar H. Irfangi.
Agus Irianto, ketua RW 002 kelurahan Kayuringin Jaya mengapresiasi
kebersamaan para ketua RW dan DKM mengadakan santunan gabungan ini.
Dirinya merasa senang dan berharap ini akan semakin meluas.
"Kami merasa senang dan tentunya mengapresiasi, kegiatan ini rutin dilakukan setiap bulan. Harapannya tentunya kegiatan seperti ini semakin meluas dan menambah ukhuwah islamiyah di masjid-masjid khususnya lingkungan Kayuringin Jaya," ucap Agus Irianto.
Hal senada juga disampaikan Chaidir dari kantor Kesos Kelurahan Kayuringin Jaya yang mengapresiasi sekaligus berharap kegiatan santunan yatim ini terus berkesinambungan.
Meneladani Akhlak Rasulullah
Acara santunan anak yatim sebagaimana telah berlangsung selama ini juga diisi dengan sedekah jariyyah berupa tausiyah guna pembekalan ilmu agama melalui ceramah agama oleh Ustadz Drs H Husein Usman, M.Pd.I.
Ditengah suasana bulan maulid (kelahiran Nabi) pada bulan Rabiul Awal ini, Ustadz Husein Usman mengisahkan kembali beberapa peristiwa yang dialami Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat yang dapat dijadikan suri tauladan atau ibroh bagi kita di masa sekarang.
Dikisahkan, suatu ketika Rasul sedang berkumpul bersama beberapa sahabat, kemudian datang tamu seorang wanita Quraisy membawa beberapa buah jeruk yang tampak berkualiats bagus sehingga Rasul dan para sahabat berpikir jeruk itu pasti rasanya manis dan segar.
Rasulullah menerima pemberian itu dengan tersenyum, dan memakan jeruk itu di depan wanita tersebut, sampai habis. Para sahabat heran, karena biasanya jika ada makanan maka semua sahabat yang sedang bersama akan sama-sama diajak makan, namun kali ini dihabiskan sendiri oleh Rasulullah.
Setelah tamu wanita itu pulang, salah seorang sahabat bertanya.
"Wahai Rasulullah, kenapa engkau tidak menawarkan kepada kami untuk ikut menyicipi jeruk tadi?"
Dengan tersenyum Rasulullah menjeawab: “Tahukah kamu, sebenarnya buah jeruk itu terlalu asam. Rasanya kecut sekali. Tidak enak di lidah. Seandainya kalian turut makan jeruk itu, saya ragu apakah di antara kalian bisa menahan rasa kecutnya dan tidak menyinggung perasaan wanita itu?”
Lanjut Rasul: “Karena itu saya menghabiskan semua jeruk agar kalian tidak ikut merasakannya dan kemudian mencela wanita tadi.”
Belakanan diketahui bahwa sebenarnya wanita tadi utusan orang-orang Quraisy yang membenci Rasul. Ia diminta pemimpin Quraisy Abu Jahal untuk memberikan jeruk yang rasanya kecut dan pahit untuk mempermainkan Rasulullah dan para sahabatnya.
Akhlak Rasulullah Menghadapi Penagih Utang
Dijelaskan oleh Abdullah ibn Salaam, Zaid ibn Su`nah melaporkan bahwa Rasulullah pernah mengambil pinjaman dari Zaid untuk membantu orang lain dan berjanji untuk membayarnya pada hari yang disepakati.
Dua atau tiga hari sebelum jatuh tempo, Zaid ibn Su’nah mendatangi Rasulullah yang sedang bersama Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan sejumlah sahabat lainnya usai menunaikan shalat jenazah.
Zaid ibn Su’nah dengan serta merta mendatangi Rasulullah kemudian mencengkeram baju jubahnya dan menatap dengan amarah.
“Wahai Muhammad! Kenapa kamu tidak melunasi hutang padaku? Aku tidak tahu apa-apa tentang keluargamu kecuali penangguhan atas hutang. Aku tahu betul bangsamu.”
Umar yang melihat itu sangat marah dan berkata: “Hai musuh Allah! Apakah engkau benar-benar hanya mengatakan apa yang kudengar ini kepada Rasulullah? Apakah engkau benar-benar melakukan apa yang kulihat ini? Demi Dia yang memegang hidupku di tangan-Nya, jika aku tidak peduli kalau Nabi meninggalkan kami, aku pasti akan memukul kepalamu dengan pedangku.”
Nabi menatap Zaid ibn Su’nah dengan tenang dan sabar, sambil berkata kepada Umar, “Wahai Umar! Kita tidak membutuhkan ini. Aku lebih membutuhkan bantuanmu untuk melunasi pinjaman kepadanya dengan baik, dan bantuanmu untuk menghadapinya dengan sopan. Pergilah bersamanya wahai Umar, lunasi pinjamanku kepadanya dan beri dia dua puluh tambahan sha' (sekitar 44kg, red) kurma, karena engkau sudah membuatnya takut.”
Umar kemudian membawa Zaid ibn Su’nah, melunasi utang Rasulullah dan memberinya dua puluh sha' kurma tambahan.
Zaid kemudian menanyakan alasan pembayaran tersebut dan Umar menjawab bahwa Nabi memerintahkan untuk memberikannya karena Umar telah menakut-nakuti Zaid.
Zaid kemudian bertanya: “Apakah engkau mengenal aku, Umar?”
“Tidak,” kata Umar.
“Aku adalah Zaid ibn Su`nah.”
“Pemuka agama orang Yahudi?” tanya Umar lagi.
“Ya.”
“Lalu apa yang membuatmu bertingkah laku dan berbicara kepada Rasulullah seperti itu?” tanya Umar.
“Wahai Umar!” jawabnya. “Aku mengenali semua tanda kenabian saat melihat wajah Muhammad kecuali dua tanda yang tidak terlihat. Satu, bahwa kesabarannya akan mendahului kebenciannya, dan bahwa kesabarannya akan meningkat saat menghadapi kebencian yang berlebihan. Sekarang aku telah mengenali dua tanda ini juga. Saksikanlah, wahai Umar! Aku menyatakan bahwa Allah sebagai Tuhanku, dan Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabiku. Saksikan juga bahwa aku memberikan setengah dari kekayaanku yang mana aku memiliki banyak kekayaan, untuk umat Muhammad.”
Umar dan Zaid kemudian kembali ke Rasulullah SAW dan Zaid mengumumkan ia bersyahadat.
“Aku bersaksi bahwa tidak ada yang layak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya dan aku percaya pada dia.”
Demikian kisah keteladanan Rasulullah yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita dalam kehidupan sehari-hari.
Dua atau tiga hari sebelum jatuh tempo, Zaid ibn Su’nah mendatangi Rasulullah yang sedang bersama Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan sejumlah sahabat lainnya usai menunaikan shalat jenazah.
Zaid ibn Su’nah dengan serta merta mendatangi Rasulullah kemudian mencengkeram baju jubahnya dan menatap dengan amarah.
“Wahai Muhammad! Kenapa kamu tidak melunasi hutang padaku? Aku tidak tahu apa-apa tentang keluargamu kecuali penangguhan atas hutang. Aku tahu betul bangsamu.”
Umar yang melihat itu sangat marah dan berkata: “Hai musuh Allah! Apakah engkau benar-benar hanya mengatakan apa yang kudengar ini kepada Rasulullah? Apakah engkau benar-benar melakukan apa yang kulihat ini? Demi Dia yang memegang hidupku di tangan-Nya, jika aku tidak peduli kalau Nabi meninggalkan kami, aku pasti akan memukul kepalamu dengan pedangku.”
Nabi menatap Zaid ibn Su’nah dengan tenang dan sabar, sambil berkata kepada Umar, “Wahai Umar! Kita tidak membutuhkan ini. Aku lebih membutuhkan bantuanmu untuk melunasi pinjaman kepadanya dengan baik, dan bantuanmu untuk menghadapinya dengan sopan. Pergilah bersamanya wahai Umar, lunasi pinjamanku kepadanya dan beri dia dua puluh tambahan sha' (sekitar 44kg, red) kurma, karena engkau sudah membuatnya takut.”
Umar kemudian membawa Zaid ibn Su’nah, melunasi utang Rasulullah dan memberinya dua puluh sha' kurma tambahan.
Zaid kemudian menanyakan alasan pembayaran tersebut dan Umar menjawab bahwa Nabi memerintahkan untuk memberikannya karena Umar telah menakut-nakuti Zaid.
Zaid kemudian bertanya: “Apakah engkau mengenal aku, Umar?”
“Tidak,” kata Umar.
“Aku adalah Zaid ibn Su`nah.”
“Pemuka agama orang Yahudi?” tanya Umar lagi.
“Ya.”
“Lalu apa yang membuatmu bertingkah laku dan berbicara kepada Rasulullah seperti itu?” tanya Umar.
“Wahai Umar!” jawabnya. “Aku mengenali semua tanda kenabian saat melihat wajah Muhammad kecuali dua tanda yang tidak terlihat. Satu, bahwa kesabarannya akan mendahului kebenciannya, dan bahwa kesabarannya akan meningkat saat menghadapi kebencian yang berlebihan. Sekarang aku telah mengenali dua tanda ini juga. Saksikanlah, wahai Umar! Aku menyatakan bahwa Allah sebagai Tuhanku, dan Islam sebagai agamaku, dan Muhammad sebagai Nabiku. Saksikan juga bahwa aku memberikan setengah dari kekayaanku yang mana aku memiliki banyak kekayaan, untuk umat Muhammad.”
Umar dan Zaid kemudian kembali ke Rasulullah SAW dan Zaid mengumumkan ia bersyahadat.
“Aku bersaksi bahwa tidak ada yang layak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya dan aku percaya pada dia.”
Demikian kisah keteladanan Rasulullah yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita dalam kehidupan sehari-hari.