Sebuah pernikahan adat Batak pasangan @situmorangdenyson@sahputrid di grandcazamora Bekasi. (foto: @polkadot.studio.bekasi)
Diantara kekayaan keanekaragaman etnik, seni budaya, tradisi, adat-istiadat, dan bahasa berbagai suku bangsa di Indonesia, Batak salah satu yang menarik terkait dengan rangkaian tahapan menuju pelaminan.
Kali ini kita ulas prosesi pernikahan Batak yang lazim dan populer dalam tradisi Suku Batak terutama Toba, Angkola dan Simalungun. Sebuah rangkaian prosesi adat yang diwariskan turun-temurun bagi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan secara adat.
Meski
beraneka ragam marga dan klan suku Batak, namun secara umum hampir ada
kemiripan dan bahkan sama dalam prosesi pernikahan adat pada suku Batak
secara umum. Namun demikian, seiring dengan promosi pariwisata Toba yang
sedang digalakkan pemerintah dan masuk dalam agenda promosi pariwisata
nasional unggulan, mari kita kenali seperti apa tahapan pernikahan adat
Batak Toba sebelum sampai ke tahapan naik ke pelaminan alias
melangsungkan upacara pernikahan.
Berikut ini 13 (tiga belas) tahapan bagi calon pengantin Batak yang harus dilewati sebelum sampai ke puncak pesta
(ulaon) dalam Adat Na Gok ataupun hanya menikah biasa.
1. Martandang
1. Martandang
2. Mangaririt Boru
3. Mangalehon Tanda
4. Marhori-hori Dinding
5. Marhusip
6. Marhata Sinamot
7. Pudun Sahuta
8. Martuppol
9. Tonggo Raja dan Marria Raja
10. Marsibuhai-buhai
11. Pamasu-masuon
12. Pesta Unjuk
13. Paulak Une dan Manikkir Tangga
1. Martandang
Martandang kerap disebut anak muda jaman sekarang sebagai kencan. Calon mempelai pria bertandang ke rumah cewek yang disukai, jika dirasa sudah cocok maka lanjut ke tahapan berikutnya yang disebut Mangaririt Boru.
2. Mangaririt Boru
Mangaririt Boru adalah tahapan resmi dan masuk tahapan pra-nikah Batak, mangaririt merupakan proses pendekatan lebih serius terhadap sang gadis dan biasanya dilakukan oleh calon pengantin atau keluarganya. Dalam proses ini jika dirasa ada ketidakcocokan di kedua belah pihak, maka bisa dibatalkan alias tidak dilanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu bertunangan yang dikenal dengan istilah Mangalehon Tanda.
3. Mangalehon Tanda
Mangalehon Tanda atau bertunangan biasanya dilakukan pada malam hari, orang tua atau keluarga tak harus ikut hadir. Pada mangalehon tanda, kedua insan akan bertukar barang, si pria bisa memberi uang atau cincin sedangkan perempuannya memberikan kain sarung. Ini salah satu cara agar salah satu diantara mereka tak tergoda melirik yang lain.
4. Marhori-hori Dinding
Ditahap Marhori-hori Dinding, semua keluarga pria ditemani parhata-hata (pembicara adat) kembali datang ke rumah calon mertua membahas sinamot, lokasi pernikahan, siapa saja tamu undangan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan dengan adat Batak.
5. Marhusip
Proses pernikahan adat Batak yang disebut Marhusip ini berarti berbisik. Istilah 'marhusip' ini identik dengan pembicaraan antara dua pihak keluarga saja tanpa harus diketahui orang lain alias rahasia. Tujuan dibuat rahasia supaya keluarga pria tak menanggung malu jika seandainya ada kegagalan dalam tahapan ini. Paling krusial dan bisa bikin gagal adalah kesepakatan terkait jumlah sinamot atau tuhor boru. Kedua calon juga akan ditanya apakah sudah benar-benar serius untuk berumah tangga. Dilanjutkan jenis pesta pernikahan adat seperti apa yang akan dilaksanakan.
6. Marhata Sinamot
Beda marhata sinamot dengan marhusip terletak pada siapa saja yang hadir ditahapan pra-nikah. Pada yang hadir, diumumkan berapa tuhor boru yang sanggup dibayar oleh mempelai pria.
7. Pudun Sahuta
Pada Pudun Sahuta calon pengantin pria akan kembali datang ke rumah parboru dengan membawa makanan adat Batak sebagai simbol sudah berjalannya adat pernikahan, ditandai dengan pembagian jambar (jabbar) kepada pihak-pihak keluarga perempuan meliputi hula-hula, boru, dongan tubu dan pariban. Selanjutnya, boru akan dibawa ke kampung si pria yang untuk selanjutnya tinggal di rumah pangamai atau pengganti orang tua si wanita di kampung calon suaminya.
8. Martuppol
Martuppol bisa dilakukan di tempat ibadah dan dihadiri oleh masyarakat sekitar pada hari mangadati (pesta adat) di hari pernikahan. Keluarga perempuan biasanya datang di tahapan martuppol ini.
9. Tonggo Raja dan Marria Raja
Tonggo Raja dan Marria Raja dilakukan kedua keluarga mempelai di kediaman masing-masing untuk membahas hal-hal berkaitan dengan pernikahan sebelum hari H tiba agar dapat berjalan lancar. Perbedaan sebutan Tonggo Raja dan Marria Raja sendiri tak lepas dari dimana tahapan ini dilakukan, jika di rumah paranak di sebut Tonggo Raja sedangkan di kediaman parboru disebut Marria Raja.
10. Marsibuhai-buhai
Marsibuhai-buhai adalah dimana kedua pihak keluarga akan bertemu dan makan bersama dengan keluarga besar. Ritual adat Marsibuhai-buhai diadakan sebelum kedua mempelai resmi menikah secara agama atau memperoleh pemberkatan.
11. Pamasu-masuon
Pamasu-masuon adalah prosesi dimana kedua mempelai mengingkat janji suci dan mendapatkan pemberkatan dari pemuka agama, dilakukan di hadapan orang banyak dan pemuka agama.
12. Pesta Unjuk
Pesta Unjuk merupakan dari pernikahan adat Batak, ditandai dengan beragam prosesi adat seperti penyambutan pengantin dengan manortor dan dilanjutkan dengan menyambut kedatangan seluruh goar hula-hula.
Setelah semua duduk berhadapan dan makan siang, maka prosesi adat nikah Batak selanjutnya adalah mangulosi kedua pengantin, dilanjut mangelehon sipanganon, pembagian tumpak atau jabar dan pemberian ulos na marhadohoan (ulos tohonan). Di waktu ini juga diberikan ulos holong oleh orangtua perempuan kepada menantu berupa mandar hela dan ulos hela.
Selama prosesi Pesta Unjuk diadakan, keberadaan parhata-hata (protokol) dari kedua belah pihak baik paranak maupun parboru sangatlah penting terutama ketika parhata-hata berbalas pantun atau umpasa.
13. Paulak Une dan Manikkir Tangga
Setelah Pesta Unjuk berakhir, maka keluarga pria akan berkunjung lagi ke rumah besan serta membawa makanan adat, prosesi ini disebut paulak une. Begitu juga pihak keluarga perempuan akan melakukan hal serupa dan disebut manikkir tangga.
Sebagai catatan, orang Batak itu dilarang menikah dengan satu marga atau marpadan.
Bagaimana, siap menikah dengan adat Batak? Jangan khawatir dengan segala prosesinya, karena tim Cazamora bisa membantu semuanya agar berjalan dengan baik dan sesuai adat.
Lebih jelasnya konsultasikan dulu via whatsapp atau datang langsung ke Cazamora Function Hall 👇
3. Mangalehon Tanda
4. Marhori-hori Dinding
5. Marhusip
6. Marhata Sinamot
7. Pudun Sahuta
8. Martuppol
9. Tonggo Raja dan Marria Raja
10. Marsibuhai-buhai
11. Pamasu-masuon
12. Pesta Unjuk
13. Paulak Une dan Manikkir Tangga
1. Martandang
Martandang kerap disebut anak muda jaman sekarang sebagai kencan. Calon mempelai pria bertandang ke rumah cewek yang disukai, jika dirasa sudah cocok maka lanjut ke tahapan berikutnya yang disebut Mangaririt Boru.
2. Mangaririt Boru
Mangaririt Boru adalah tahapan resmi dan masuk tahapan pra-nikah Batak, mangaririt merupakan proses pendekatan lebih serius terhadap sang gadis dan biasanya dilakukan oleh calon pengantin atau keluarganya. Dalam proses ini jika dirasa ada ketidakcocokan di kedua belah pihak, maka bisa dibatalkan alias tidak dilanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu bertunangan yang dikenal dengan istilah Mangalehon Tanda.
3. Mangalehon Tanda
Mangalehon Tanda atau bertunangan biasanya dilakukan pada malam hari, orang tua atau keluarga tak harus ikut hadir. Pada mangalehon tanda, kedua insan akan bertukar barang, si pria bisa memberi uang atau cincin sedangkan perempuannya memberikan kain sarung. Ini salah satu cara agar salah satu diantara mereka tak tergoda melirik yang lain.
4. Marhori-hori Dinding
Ditahap Marhori-hori Dinding, semua keluarga pria ditemani parhata-hata (pembicara adat) kembali datang ke rumah calon mertua membahas sinamot, lokasi pernikahan, siapa saja tamu undangan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pernikahan dengan adat Batak.
5. Marhusip
Proses pernikahan adat Batak yang disebut Marhusip ini berarti berbisik. Istilah 'marhusip' ini identik dengan pembicaraan antara dua pihak keluarga saja tanpa harus diketahui orang lain alias rahasia. Tujuan dibuat rahasia supaya keluarga pria tak menanggung malu jika seandainya ada kegagalan dalam tahapan ini. Paling krusial dan bisa bikin gagal adalah kesepakatan terkait jumlah sinamot atau tuhor boru. Kedua calon juga akan ditanya apakah sudah benar-benar serius untuk berumah tangga. Dilanjutkan jenis pesta pernikahan adat seperti apa yang akan dilaksanakan.
6. Marhata Sinamot
Beda marhata sinamot dengan marhusip terletak pada siapa saja yang hadir ditahapan pra-nikah. Pada yang hadir, diumumkan berapa tuhor boru yang sanggup dibayar oleh mempelai pria.
7. Pudun Sahuta
Pada Pudun Sahuta calon pengantin pria akan kembali datang ke rumah parboru dengan membawa makanan adat Batak sebagai simbol sudah berjalannya adat pernikahan, ditandai dengan pembagian jambar (jabbar) kepada pihak-pihak keluarga perempuan meliputi hula-hula, boru, dongan tubu dan pariban. Selanjutnya, boru akan dibawa ke kampung si pria yang untuk selanjutnya tinggal di rumah pangamai atau pengganti orang tua si wanita di kampung calon suaminya.
8. Martuppol
Martuppol bisa dilakukan di tempat ibadah dan dihadiri oleh masyarakat sekitar pada hari mangadati (pesta adat) di hari pernikahan. Keluarga perempuan biasanya datang di tahapan martuppol ini.
9. Tonggo Raja dan Marria Raja
Tonggo Raja dan Marria Raja dilakukan kedua keluarga mempelai di kediaman masing-masing untuk membahas hal-hal berkaitan dengan pernikahan sebelum hari H tiba agar dapat berjalan lancar. Perbedaan sebutan Tonggo Raja dan Marria Raja sendiri tak lepas dari dimana tahapan ini dilakukan, jika di rumah paranak di sebut Tonggo Raja sedangkan di kediaman parboru disebut Marria Raja.
10. Marsibuhai-buhai
Marsibuhai-buhai adalah dimana kedua pihak keluarga akan bertemu dan makan bersama dengan keluarga besar. Ritual adat Marsibuhai-buhai diadakan sebelum kedua mempelai resmi menikah secara agama atau memperoleh pemberkatan.
11. Pamasu-masuon
Pamasu-masuon adalah prosesi dimana kedua mempelai mengingkat janji suci dan mendapatkan pemberkatan dari pemuka agama, dilakukan di hadapan orang banyak dan pemuka agama.
12. Pesta Unjuk
Pesta Unjuk merupakan dari pernikahan adat Batak, ditandai dengan beragam prosesi adat seperti penyambutan pengantin dengan manortor dan dilanjutkan dengan menyambut kedatangan seluruh goar hula-hula.
Setelah semua duduk berhadapan dan makan siang, maka prosesi adat nikah Batak selanjutnya adalah mangulosi kedua pengantin, dilanjut mangelehon sipanganon, pembagian tumpak atau jabar dan pemberian ulos na marhadohoan (ulos tohonan). Di waktu ini juga diberikan ulos holong oleh orangtua perempuan kepada menantu berupa mandar hela dan ulos hela.
Selama prosesi Pesta Unjuk diadakan, keberadaan parhata-hata (protokol) dari kedua belah pihak baik paranak maupun parboru sangatlah penting terutama ketika parhata-hata berbalas pantun atau umpasa.
13. Paulak Une dan Manikkir Tangga
Setelah Pesta Unjuk berakhir, maka keluarga pria akan berkunjung lagi ke rumah besan serta membawa makanan adat, prosesi ini disebut paulak une. Begitu juga pihak keluarga perempuan akan melakukan hal serupa dan disebut manikkir tangga.
Sebagai catatan, orang Batak itu dilarang menikah dengan satu marga atau marpadan.
Bagaimana, siap menikah dengan adat Batak? Jangan khawatir dengan segala prosesinya, karena tim Cazamora bisa membantu semuanya agar berjalan dengan baik dan sesuai adat.
Gedung Serba Guna GRAND CAZAMORA Kapasitas 1300pax, FULL AC & modern JL.Tenggilis Kav.10 GRAND WISATA RT04 RW12 Kec.Mustika Jaya, Kel.Mustika Jaya, KOTA BEKASI 17158 Klik WhatsApp |