GEN-ID | Jakarta - Suci Ramadhani adalah contoh nyata dari Kartini masa kini, sosok perempuan yang berani mengambil peran penting dalam menjaga demokrasi dan inklusi sosial. Melalui dedikasinya, ia membawa harapan untuk masa depan yang lebih inklusif dan setara bagi semua warga Indonesia.
Ia berharap, akses dan kesempatan yang sama akan terus diberikan kepada perempuan agar mereka bisa tumbuh dan berkembang menjadi individu yang berdaya, sejajar dengan laki-laki dalam membangun bangsa. Karena baginya, perempuan juga memiliki kapasitas dan hak untuk menjadi pemimpin.
Ia juga berharap, kedepan lebih banyak perempuan yang terlibat dalam pengawasan pemilu. Ia percaya bahwa partisipasi perempuan akan memberikan kontribusi berharga dalam memastikan integritas demokrasi Indonesia.
Tahun 2024, Suci memutuskan untuk terlibat secara aktif dalam pemilu. Diungkapkannya motivasi utamanya adalah membantu disabilitas memahami dan menggunakan hak politik mereka.
Sebagai Ketua Panwaslu Kecamatan Makasar, Suci menjadi Ketua Panwaslu perempuan termuda di tingkat Kecamatan se-Jakarta Timur, meskipun belum pernah terlibat dalam penyelenggaraan pemilu sebelumnya.
"Ini bukan hanya sebuah tanggung jawab, tapi juga tantangan yang harus saya terima dengan penuh semangat demi keberhasilan pemilu di Kecamatan Makasar Jakarta Timur," ujar Suci.
Suci bukan hanya memimpin, tapi juga menjadi perempuan yang meruntuhkan stigma. Ia membuktikan bahwa perempuan mampu memimpin dengan baik, bahkan dalam arena politik yang sering didominasi oleh laki-laki. Dalam perannya sebagai Ketua, ia berhasil mengkoordinir tim pengawas pemilu dengan total 588 orang di tingkat TPS, termasuk 5 orang pengawas di tingkat kelurahan yang mana salah satunya adalah perempuan, yaitu pengawas pemilu kelurahan Halim Perdana Kusuma, dan 243 pengawas perempuan di tingkat TPS.
Keberhasilannya tidak lepas dari kerja sama tim dan dukungan mayoritas anggota tim yang berpengalaman baik sesama anggota Panwascam seperti Lilik Suranto dan Maulana Ikhsanul Haq, serta para pengawas pemilu tingkat kelurahan dan tingkat TPS.
Dalam menjalankan tugasnya, Suci tidak hanya fokus pada pengawasan pemilu secara umum, tapi juga memastikan inklusi bagi disabilitas baik dalam menggunakan hak suara, maupun dengan melibatkan mereka dalam pengawasan pemilu di tingkat TPS, Suci ingin menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua warga negara, tanpa terkecuali.
"Kami ingin menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua warga negara, tanpa terkecuali," jelas Suci.
Diketahui, Suci Ramadhani lahir di Sumatera Barat, tepatnya di nagari Simabur, Tanah Datar, pada tanggal 12 Maret 1992. Meskipun berasal dari desa dengan segala keterbatasan, Suci mampu menyelesaikan studi Strata 1 di Universitas Negeri Padang program studi Pendidikan Luar Biasa. Setelah menyelesaikan studi sarjana, ia merantau ke Jakarta pada tahun 2014 dan menjadi seorang Guru SLB.
Tahun 2017, Suci melanjutkan pendidikan dengan mengambil program Magister di Universitas Indonesia jurusan Kesejahteraan Sosial. Kepeduliannya terhadap isu sosial, perempuan, anak, kesetaraan gender, dan kegiatan kerelawanan sosial membentuk dasar perjalanan intelektualnya. Tesisnya tentang pemberdayaan digital bagi disabilitas mencerminkan komitmennya terhadap inklusi dan kesetaraan dalam dunia kerja dan peran lainnya.