Notification

×

Iklan

Iklan

Header Ads

Bukan Tak Cinta Indonesia, Rais Hijrah ke Turki Agar Bisa Kuliah

Selasa, Mei 21, 2024 | 10.26 WIB | Last Updated 2024-05-25T03:33:02Z

Rais Aqmaril Abdurrasyid

GEN-ID | Turki - Rais Aqmaril Abdurrasyid, pemuda asal Tangerang Banten yang patut dicontoh oleh kaum milenial saat ini. Begitu banyak rintangan dan cobaan yang ia tempuh untuk bisa kuliah di sebuah universitas yang ada di Indonesia, sudah terjawab dengan lulusnya ia di Istanbul University dengan jurusan Psikologi.


Kepada media, ia menceritakan perjalanan panjangnya hingga sampai pada posisi saat ini pada Senin (20/05/2024).


"Alhamdulillah sekarang saya sedang menempuh pendidikan di Turki, tepatnya di Istanbul University jurusan Psikologi. Meskipun begitu, ada perjalanan panjang yang ingin saya bagikan kepada sahabat semua tentang bagaimana saya bisa sampai kesini," ujar Rais.


"Pada tahun 2018, saya mengikuti berbagai tes, baik itu jalur undangan, tes tulis bahkan kesempatan untuk berkuliah di Al-Azhar Mesir," jelas Rais.


"Keterima SNMPTN menjadi mimpi saya sejak awal SMA. Nilai persemester senantiasa saya jaga dan Alhamdulillah di kelas 12, saya mendapat kuota untuk SNMPTN. Hanya satu jurusan dan satu universitas yang saya pilih. Qadarullah pengumuman menyatakan saya tidak lulus," terang Rais.


"Lalu saya mencoba SBMPTN. 1 Jurusan di tiga universitas berbeda saya pilih. 1 tahun bimbingan belajar di kelas 12 ternyata belum cukup mengantarkan saya untuk dapat berkuliah juga," lanjut Rais.


"Jalur lain saya coba ambil. Dengan mendaftar ke Universitas Al-Azhar Kairo Mesir dan Alhamdulillah saya dinyatakan akan berangkat. Segala persiapan telah dilakukan, namun Qodarullah ada beberapa masalah yang menjadikan saya tidak jadi berangkat," terang Rais.


"Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2019 saya mendaftar diri lagi untuk tes perguruan tinggi. Kali ini saya daftar di salah perguruan tinggi swasta Indonesia. Jurusan yang saya pilih pun tak lagi sama. Namun tetap saja saya dinyatakan tidak lulus ujian," lanjut Rais.


"Belum menyerah, SBMPTN saya ikuti lagi, dan Alhamdulillah nilai yang saya dapatkan cukup baik. Saya memilih unversitas yang sekiranya bisa saya masuki dengan nilai saya, begitu juga dengan jurusannya. Yap, sahabat pasti sudah tau jawabannya, saya tidak lulus lagi," ujar Rais.


"Hampir menyerah. Hari-hari saya kala itu hanya diwarnai tidur, makan, main game, YouTube, tidur, tidur lagi dan bahkan saya sampai pada titik terjenuh saya. Saya lelah menatap hari. Semua sudah bosan saya lakukan," urai Rais.


"Dan janji Allah pasti benar. Terakhir saya mengikuti tes masuk Istanbul University yang diadakan di UNJ. Ujian tak berhenti sampai disitu. Saya hampir gagal ujian karena paspor hilang dan KTP tertinggal. Saya yang harus berkali-kali pulang pergi Jakarta selatan-Tangerang Kota untuk mengurus paspor hilang. Saya harus numpang selama satu bulan di rumah temen untuk belajar bahasa Turki di Condet. Saya hanya mendapat nilai pas-pasan mengharapkan diterima di jurusan psikologi yang terpaut setengahnya. Semua itu saya lakukan dan saya hanya yakin bahwa Do'a dapat merubah takdir," urai Rais.


"Alhamdulillah sekarang disinilah saya. Memulai perjalanan baru di Istanbul University Turki dengan jurusan Psikologi," ujar Rais.


"Sebuah perjalanan panjang sudah saya lalui. Dan tentu tak akan berhenti sampai disini. Sayapun yakin diluar sana ada lebih banyak Rais Rais lainnya yang bahkan mendapat ujian lebih dari saya," jelas Rais.


Rais juga berpesan untuk seluruh pemuda-pemudi seperjuangan yang ingin menempuh jenjang mahasiswa.


"Untukmu sahabatku, semangat berjuang ya. Kamu tak sendirian. Allah senantiasa bersamamu. Bermimpilah yang tinggi lalu perjuangkan itu, karena kamu sendirilah yang akan percaya pada mimpi itu. Dan yakinlah Do'a dapat merubah takdir/qodar," jelas Rais.


"Semoga kelak kita semua dapat menjadi orang bermanfaat yang dapat mengharumkan agama, bangsa dan keluarga. Aamiin," tutup Rais.






Laporan Koresponden Turki

×
Berita Terbaru Update