Notification

×

Iklan

Iklan

Header Ads

Lumbung Kawruh: Setitik Cahaya, Sejuta Harapan

Senin, Desember 02, 2024 | 09.37 WIB | Last Updated 2025-03-04T19:06:01Z


Matahari belum sepenuhnya terbit saat saya melangkah keluar dari rumah kecil saya di pinggiran kampung. Udara pagi di Kecamatan Secang masih menyisakan embun di daun-daun pisang, dan kicauan burung menjadi teman perjalanan saya menuju sekolah. Saya, Krisnaning, seorang guru honorer di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Purwosari, Kabupaten Magelang. Sejak belasan tahun lalu, saya memilih jalan ini, jalan sunyi seorang pendidik yang tak menjanjikan materi berlimpah, tetapi memberi kepuasan yang tak bisa ditukar dengan angka di rekening.

Bertahun-tahun mengajar dengan honor yang tak seberapa, saya sering bertanya pada diri sendiri: adakah cara lain untuk berkontribusi lebih? Saya ingat masa kecil saya, saat ayah selalu menyisihkan waktu sore untuk membacakan cerita-cerita dari koran, majalah, ataupun buku lusuh yang kami miliki. Dari sana, saya mengerti bahwa buku adalah jendela dunia. Namun, anak-anak di kampung ini, anak-anak yang saya ajar setiap hari, tak memiliki banyak kesempatan untuk mengenal buku. Buku-buku mereka tak lebih dari lembaran sobek dengan huruf-huruf yang mulai pudar.

Dari kegelisahan itu, saya mulai merintis sebuah perpustakaan kecil di rumah saya. Saya menamainya "Lumbung Kawruh", lumbung ilmu, tempat di mana anak-anak bisa membaca dan belajar tanpa harus membeli buku. Dengan honor yang saya terima setiap bulan, saya menyisihkan sebagian untuk membeli buku di pasar loak, mengumpulkan donasi dari teman-teman, dan membujuk saudara yang tinggal di kota untuk menyumbangkan bacaan mereka. Saya tak ingin anak-anak di kampung ini tumbuh tanpa mengenal petualangan dalam halaman-halaman buku.

Tak mudah membangun perpustakaan dari nol. Buku yang dipinjam anak-anak sering kembali dalam keadaan lusuh, bahkan robek. Rak buku yang saya buat dari kayu bekas terkadang tak cukup menampung koleksi yang mulai bertambah. Namun, saya percaya, setiap lembar yang mereka baca adalah investasi untuk masa depan mereka. Saya duduk bersama mereka, membacakan cerita, mengajarkan mereka cara merawat buku, menanamkan kecintaan pada literasi.

Hari-hari saya semakin padat. Pagi mengajar di TK, siang merapikan buku di perpustakaan kecil, sore membimbing anak-anak membaca, ada juga yang mengaji. Beberapa orang tua mulai mendukung dengan menyumbangkan buku yang mereka punya. Teman-teman guru membantu menyebarkan kabar, mengajak lebih banyak orang untuk peduli. PKK kelurahan dan kecamatan bahkan mulai mengapresiasi langkah kecil ini. Bu Lurah dan Bu Camat selaku Ketua Penggerak PKK juga menyempatkan hadir.

Tak jarang saya merasa lelah. Ada saatnya saya bertanya, apakah semua ini akan bertahan? Apakah usaha saya cukup berarti? Namun, setiap kali melihat mata berbinar anak-anak saat mereka menemukan cerita baru, atau mendengar mereka berdebat tentang tokoh favorit mereka, saya tahu bahwa ini adalah panggilan saya.

Suatu hari, seorang anak datang menghampiri saya dengan membawa buku yang sudah lusuh. "Bu Guru, bolehkah saya membacanya sekali lagi sebelum mengembalikannya?" tanyanya penuh harap. Saya tersenyum, lalu mengangguk. Di sanalah letak kebahagiaan saya, pada rasa ingin tahu yang tumbuh dalam diri mereka, pada semangat yang tak pudar untuk mencari ilmu.

Saya tahu, saya hanyalah seorang guru honorer dengan keterbatasan. Tapi saya juga tahu, perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Dan jika perpustakaan ini bisa membuat satu anak lebih mencintai membaca, maka perjuangan saya tak sia-sia. Saya akan terus membuka pintu Lumbung Kawruh, menyambut mereka yang ingin belajar, menghidupkan harapan dalam setiap lembar buku yang terbuka.

Di sebuah kampung kecil yang terpencil, di antara rak-rak sederhana yang berisi buku-buku bekas, saya percaya bahwa mimpi bisa bertumbuh. Seperti benih yang ditanam dengan penuh cinta, dan kelak, akan tumbuh menjadi pohon yang menaungi banyak jiwa.

Ibarat menyalakan setitik cahaya, dengan sejuta harapan untuk masa depan.



Lumbung Kawruh, 2 Desember 2024



Open donasi buku:
Krisnaning
d.a Pojok Buku Lumbung Kawruh
Dsn. Ngimbang Desa Donomulyo
Kec. Secang Kab. Magelang Jawa Tengah 56195
WhatsApp klik DI SINI

×
Berita Terbaru Update