Notification

×

Iklan

Iklan

Header Ads

Sinergi Pemerintah dan Ormas, Jadi Kunci Pembangunan Jakarta Menuju Kota Global

Selasa, April 22, 2025 | 18.39 WIB | Last Updated 2025-04-22T11:39:14Z


 

GENERASI-ID 🇮🇩 | Jakarta Timur —  Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur menyelenggarakan kegiatan peningkatan peran organisasi kemasyarakatan (ormas) dalam pembangunan, Selasa (22/4/2025), di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Timur. Kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi dialog dan kolaborasi antara pemerintah daerah dan ormas untuk memperkuat kontribusi sipil dalam pembangunan kota yang inklusif dan berdaya saing.

Acara dibuka dengan sambutan dari Asisten Pemerintahan Kota Jakarta Timur, Eka Darmawan, yang menekankan bahwa pembangunan kota tidak bisa hanya mengandalkan kerja birokrasi semata. “Ormas memiliki akar yang kuat di masyarakat. Jika digerakkan secara positif, ini bisa menjadi kekuatan besar dalam mendukung visi Jakarta sebagai kota global,” ujarnya.

Kegiatan ini diikuti oleh lima ormas yang menjadi peserta aktif, yaitu Forum Komunikasi Komite Sekolah (FKKS), Pemuda Pancasila, Forkabi, BPPKB Banten, dan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI). Keikutsertaan mereka mencerminkan beragamnya latar belakang sosial yang kini dirangkul untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan. 




Penguatan Karakter dan Peran Ormas

Kepala Suku Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Jakarta Timur, Handoko Murhestriarso, membuka kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya membangun karakter ormas yang kuat, profesional, dan kolaboratif. “Kami ingin ormas tidak hanya hadir dalam seremoni, tapi menjadi mitra aktif dalam menyusun dan melaksanakan agenda pembangunan,” tegas Handoko.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber utama yang memberikan wawasan dan strategi dalam membangun kapasitas ormas. Prof. Dr. Dwi Purwoko dari BRIN menyoroti perlunya penguatan sistem pengawasan dan nilai-nilai dasar Pancasila dalam tubuh ormas. Ia mengingatkan bahwa dari lebih 555 ribu ormas yang tercatat secara nasional, sebanyak 37.954 berada di Jakarta, termasuk 29 ormas asing. Jumlah ini menjadi kekuatan sekaligus tantangan yang memerlukan tata kelola yang baik.

“Karakter ormas harus dibangun atas dasar religiusitas, kejujuran, toleransi, kerja keras, dan kepedulian sosial. Itu fondasi ormas yang tahan uji,” ujar Dwi.

Akademisi dari UPN “Veteran” Jakarta, Nurfarah Nidatya, menekankan pentingnya reformasi internal ormas untuk menjadi aktor sosial yang relevan dan adaptif. “Ormas harus menjadi penghubung antara kebutuhan warga dan kebijakan publik. Profesionalisme, pelatihan, dan visi yang visioner adalah modal penting dalam era kota global,” tuturnya.

Sementara itu, Drs. Taufan Bakri, M.Si., yang pernah menjabat Kepala Bakesbangpol DKI Jakarta, mengingatkan pentingnya menjaga soliditas ormas dalam bingkai NKRI. Ia menekankan bahwa potensi konflik antarormas harus dicegah melalui penguatan komunikasi dan orientasi pada program kerja produktif.

“Semakin tinggi partisipasi ormas dalam mendukung pembangunan, semakin besar peluang keberhasilan transformasi kota,” ujar Taufan. 




Harapan bagi Arah Baru Partisipasi Warga

Ketua pelaksana kegiatan, Mohammad Jajuli, menyampaikan harapan agar forum semacam ini menjadi agenda rutin yang membuka ruang bagi penguatan kapasitas ormas dan kemitraan lintas sektor. Kegiatan yang berlangsung hingga pukul 12.00 WIB ini ditutup dengan ajakan agar seluruh ormas menjadi penggerak utama pembangunan berbasis partisipasi.

Keberadaan lima ormas peserta—FKKS, Pemuda Pancasila, Forkabi, BPPKB Banten, dan RAPI—diharapkan menjadi embrio percontohan kolaborasi lintas komunitas. “Inilah momentum membangun kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat,” ungkap Jajuli.


Edukasi: 5 Pilar Ormas Tangguh

Para narasumber menyimpulkan bahwa ormas yang tangguh perlu membangun lima pilar utama:

1. Integritas Nilai – Teguh pada nilai-nilai Pancasila dan kearifan lokal.

2. Kemandirian Organisasi – Tidak tergantung pada anggaran pemerintah semata.

3. Jaringan Kolaboratif – Menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak.

4. Manajemen Modern – Transparan, akuntabel, dan berbasis data.

5. Orientasi Solusi – Fokus pada penyelesaian masalah nyata masyarakat.


Dengan arah yang tepat dan kerja sama yang erat, ormas di Jakarta Timur diyakini akan menjadi mitra pembangunan yang visioner, menjembatani perubahan sosial menuju tatanan kota yang lebih inklusif dan beradab.


Laporan Ida Farida | Editor: Mahar Prastowo 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update